Surabaya (ANTARA News) - Pengamat politik dari LIPI Ikrar Nusa Bhakti menilai kasus Bank Century akan mencapai titik penyelesaian tergantung pada desakan massa.

"Tekanan massa yang muncul seiring dengan terkuaknya skandal Century akan membuat kasus tersebut tetap menjadi perhatian publik," katanya di Surabaya, Rabu.

Ia mengemukakan hal itu ketika berbicara dalam seminar nasional bertajuk "Menyikapi Kasus Century Menjelang 100 Hari Kepemimpinan SBY-Boediono" di gedung C FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Menurut dia, adanya tekanan massa akan membuat kasus Bank Century menjadi perhatian, sehingga tidak akan hilang dari permukaan.

"Gerakan-gerakan massa yang ada saat ini bisa menjadi momentum untuk merawat kasus, seperti kasus skandal Century, kasus pembunuhan Munir, kasus Prita Mulyasari, dan sebagainya," paparnya.

Senada dengan itu, dosen Departemen Politik dari FISIP Unair Surabaya, Airlangga Pribadi mengatakan munculnya gerakan massa yang saat ini menghiasi kasus Century menjadi salah satu cara untuk mengontrol kepentingan elite politik yang seringkali menempatkan alat-alat kepentingannya di posisi pemerintahan.

"Gerakan massa atau `people power` bisa menjadi alat untuk mengeliminasi kepentingan elite politik yang ingin menempatkan alat-alat kekuasaannya di posisi strategis pemerintahan dengan memanfaatkan situasi krisis seperti saat ini," tuturnya.

Ia menambahkan, kekuatan gerakan massa menjadi penting dalam proses pembersihan kepentingan para elite politik dalam sistem politik, ekonomi, dan sosial, karena jika hal tersebut diserahkan ke elite politik maka dikhawatirkan akan menjadi sirkulasi tarik menarik kepentingan elite politik.

"Kekuatan gerakan massa atau `people power` merupakan sebuah bentuk koalisi kekuataan publik yang terdiri dari mahasiswa, buruh, dan kelompok penyandang dana. Jadi, Indonesia itu negara `by pressure`," katanya menegaskan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010