Washington (ANTARA News/AFP)- Amerika Serikat, Kamis mengatakan pihaknya akan meningkatkan tindakan-tindakan keamanan bandara untuk menanggapi ancaman-ancaman baru dari Al Qaida di Yaman, sehubungan gagalnya serangan bom pada Hari Natal.

Para penumpang yang berkunjung ke AS akan menghadapi pemeriksaan keamanan yang lebih ketat dan polisi udara akan lebih banyak di pesawat-pesawat, kata Menteri Dalam Negeri Janet Napolitano.

"Kita harus tetap waspada tentang ancaman yang terus kita hadapi dari Al Qaida," kata Napolitano. "Kita meningkatkan tindakan keamanan untuk melindungi warga AS.

"Beberapa tindakan-tindakan ini termasuk meningkat pemeriksaan secara acak, menambah polisi udara federal pada rute-rute tertentu dan menambah jumlah orang yang dicurigai pada sistem daftar pengawasan teroris kami."

Pengumuman itu menyusul peninjauan keamanan luas Presiden Barack Obama , yang dilakukan sehubungan dengan usaha membom sebuah jet trans Atlantik pada Hari Natal itu.

Para pejabat pemerintah, yang nama mereka tidak disebutkan mengatakan tindakan yang diumumkan Kamis itu adalah bagian dari kewaspadaan luas dalam menghadapi ancaman-ancaman yang terus dilakukan Al Qaida yang berasal dari Yaman.

Pemerintah Obama menghadapi kecaman keras karena kegagalan intelijen yang memungkinkan seorang pemuda Nigeria naik ke pesawat tujuan Detroit, yang bersenjata bahan peledak yang disembunyikan di pakaian dalamnya.

Umar Farouk Abdulmutallab (UFA) , 23 tahun dituduh berusaha membunuh dan menggunakan senjata pemusnah massa; di pesawat maskapai penerbangan Northwest yang membawa 290 orang dari Amsterdam.

Serangan itu diduga dirancang di Yaman, yang membuat operasi-operasi Al Qaida di negara Teluk Arab itu menjadi fokus perhatian.

"Saya yakin akan ada lagi pengumuman tindakan keamanan di masa mendatang karena kami tetap meninjau semua informasi yang kami terima."

Awal pekan ini Kanada menempatkan pesawat-pesawat dan bandara -bandara dalam siaga tinggi setelah menerima "informasi khusus" tentang ancaman-ancaman baru.

Sementara itu , Napolitano memperingatkan para pelancong yang mengunjungi Amerika Serikat bahwa mereka harus siap menghadapi penundaan.

"Para pelancong harus memberikan waktu tambahan apabila terbang khususnya ke AS dari luar negeri," katanya.

Kendatipun pemeriksaan keamanan bandara menjengkelkan banyak pengunjung ke AS, tindakan-tindakan lebih ketat merupakan suatu hal biasa bagi warga AS , kata jajak pendapat belum lama ini.

Pada hari Kamis , satu survai Universitas Quinniplac menunjukkan 63 persen responden mengatakan kebijakan anti teror AS lebiih banyak condong melindungi hak sipil ketimbang keamanan nasional.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010