Sanaa (ANTARA News/AFP) - Yaman pada Sabtu membenarkan tewasnya enam tokoh senior Al Qaida dalam serangan udara, pada saat pasukan keamanannya bergerak maju dalam penumpasan terhadap kelompok tersebut dan menahan tiga orang yang dicurigai gerilyawan.

Kementerian dalam negeri mengatakan, pimpinan militer Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP), Qassem al-Rimi tewas ketika sebuah rudal menghantam kendaraannya di wilayah barat provinsi Saada, Jumat.

Juga tewas Ayed al-Shabwani, Ammar al-Waili, Saleh al-Tais, warga Mesir Ibrahim Mohammed Saleh al-Banna dan seorang yang tak dikenal, kata kementerian dalam pernyataan di laman Internetnya.

Terdapat laporan-laporan berbeda mengenai identitas mereka yang tewas, ketika satu pesawat perang menargetkan suatu konvoi tiga kendaraan, dengan satu laporan hari Jumat yang mengatakan, bahwa Waili dan Tais berhasil lolos.

Rimi adalah di antara 23 orang yang nekat melarikan diri dari penjara keamanan negara di Sanaa pada Februari 2006, yang membuat pemerintah Yaman marah dan dia dimasukkan dalam daftar 152 tersangka yang dicari.

Banna, yang juga dikenal sebagai Abu Aymen al-Masri, dikatakan sebagai seorang pakar `ideologis` kelompok itu.

Sementara itu kementerian pertahanan Sabtu mengumumkan penahanan tiga orang tersangka anggota Al Qaida di daerah utara Alb, dekat perbatasan Arab Saudi.

Mereka dikenali sebagai Ahmed al-Razehi, Yasser al-Zubai dan Ahmed al-Heemi, dan dijelaskan bahwa mereka mengenakan seragam militer serta membawa senjata dan bahan peledak.

Penahanan Sabtu itu adalah yang terakhir dari serangkaian serangan sejak akhir Desember, ketika pemerintah melancarkan operasi terakhirnya terhadap Al Qaida.

Pada Selasa lalu, pasukan keamanan membunuh Abdullah Mehdar, yang dikatakan sebagai pemimpin kelompok itu di provinsi Shabwa, sebelah timur ibu kota.

Gubernur provinsi itu, Ali Hassan al-Ahmadi mengatakan, puluhan pejuang, termasuk berasal dari Arab Saudi dan Mesir yang meninggalkan Afghanistan, bersembunyi di Shabwa.

Di antara mereka, menurutnya, adalah pemimpin AQAP sekarang, Nasser al-Wahaishi, orang keduanya dari Saudi Saeed Ali al-Shehri dan ulama garis keras AS-Yaman Anwar al-Awlaqi.

Surat kabar Yaman Post Sabtu melaporkan, bahwa tokoh garis keras kelahiran AS, Awlaqi, yang diduga punya kaitan dengan pemboman yang gagal terhadap pesawat dengan tujuan AS pada Hari Natal, adalah tinggal di Yaman selatan di bawah perlindungan Al Qaida.

"Putra saya masih hidup" di provinsi Shabwa, kata ayah Awlaqi, Nasser, kepada surat kabar itu.

"Dia sekarang mungkin mendapat perlindungan dari beberapa anggota Al Qaida, karena mereka berasal dari suku yang sama, dan tidak disebabkan dia adalah seorang anggota Al Qaida."

"Anwar adalah seorang Muslim moderat. Dia meyakini prinsip-prinsip Islam. Dia bukan seorang berhaluan keras," kata ayahnya menambahkan.

AQAP mengaku bertanggungjawab pada serangan 25 Desember yang gagal terhadap sebuah pesawat Northwest Airlines, dalam penerbangan menuju Detroit, AS.

Sementara itu Washington mengkonfirmasikan Al Qaida cabang Yaman berada di balik serangan itu, dan mengatakan bahwa organisasi tersebut melatih tersangka penyerang warga Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab.

Para pejabat Yaman juga mengumumkan pekan lalu, bahwa pihaknya menangkap Mohammed al-Hanq dan dua gerilyawan lainnya yang diyakini berada di balik serangan-serangan terhadap kepentingan Barat di Sanaa, yang menyebabkan beberapa kedutaan ditutup selama beberapa hari.

Yaman kini berada di bawah tekanan AS untuk mengawasi Al Qaida, dan para analis mengatakan bahwa pemerintah di negara yang miskin itu sedang berupaya menunjukkan kepada dunia, bahwa pihaknya bisa menumpas gerilyawan Al Qaida.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010