Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof. drh. Wiku Adisasmito mengatakan peningkatan drastis kasus baru COVID-19 dapat menjadi pelajaran berharga untuk menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

Menurut Wiku, dalam diskusi Satgas Penganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta pada Jumat, penambahan kasus yang melebihi 3.000 orang dalam dua hari terakhir bisa disebabkan faktor libur panjang baru-baru ini. Wiku menyebut tren peningkatan besar dalam kasus konfirmasi baru itu cukup mengkhawatirkan.

"Rupanya masyarakat pergi ke tempat wisata dan mungkin tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan terlihat akhirnya penyakitnya meningkat drastis di saat-saat ini. Jadi ini pelajaran buat kita semuanya dengan kondisi yang ada," kata Wiku.

Baca juga: Wiku: Tren penambahan kasus makin tinggi dan cukup mengkhawatirkan

Baca juga: Satgas sebut upaya tekan penyebaran COVID-19 buahkan hasil


Ahli kebijakan kesehatan itu mengatakan protokol kesehatan dengan disiplin ketat perlu digalakkan. Menurut dia, penyampaian protokol kesehatan perlu dilakukan dengan rinci untuk menggambarkan hal yang harus dilakukan demi mencegah COVID-19.

Dia memberi contoh bagaimana terkadang masih ada yang tidak memakai masker dengan tepat yaitu tidak menutupi hidung dan mulut. Selain itu, perlu juga membuka masker dengan cara yang benar yaitu memegang talinya dan mencuci tangan sebelum dan setelah melepas masker.

Selain itu, akademisi Universitas Indonesia itu juga menekankan pentingnya selalu sadar untuk menjaga jarak dengan satu sama lain.

"Terkadang pada saat kita sadar, kita menjaga jarak padahal kenyataannya seperti saat makan siang jaraknya akhirnya tidak dipenuhi. Hal-hal ini penting untuk disiplin karena justru di tempat yang lengah itu kita bisa tertular," ujarnya.*

Baca juga: Satgas Pusat apresiasi penerapan jam malam di Depok dan Bogor

Baca juga: Indonesia belum berhasil tekan COVID-19 secara konsisten, kata Satgas

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020