Jakarta (ANTARA News) - Seorang Warga Negara Swedia, Shirin Jabahdri, melaporkan pembobolan tabungannya melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) kepada Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.

"Ada transaksi penarikan melalui ATM sebesar Rp37 juta," kata Shirin usai melaporkan pembobolan ATM-nya di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat.

Shirin mengatakan, terakhir kali melakukan transaksi penarikan uang melalui mesin ATM di Bandara Selaparang, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 2 Januari 2010.

Wanita asal Swedia itu butuh uang karena akan berangkat ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten sehingga menarik uang melalui ATM Bank Central Asia (BCA).

"Sejak saat itu, saya tidak pernah mengambil uang lagi," ujar Shirin yang mengaku menyimpan uang di Bank Niaga.

Kemudian Shirin mengambil uang melalui ATM di Jakarta, Senin (18/1) namun jumlah tabungannya sudah habis dan segera melaporkan ke Bank Niaga.

Shirin mendapatkan informasi dari perwakilan Bank Niaga ternyata terjadi transaksi internasional penarikan uang ke Bulgaria, Eropa Timur sebesar Rp37 juta dalam kurun waktu lima hari.

Shirin menuturkan, dia hanya menikmati liburan di Indonesia sejak 13 Desember 2009 hingga 2 Januari 2010 sehingga tidak pernah berangkat ke Bulgaria.

Shirin diduga sebagai korban pembobolan ATM yang marak pada sejumlah bank di Indonesia, yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, BII dan Bank Permata.

Tim penyidik kepolisian sudah mengamankan satu orang berinisial F yang diduga kuat terlibat sindikat pembobolan ATM beserta barang bukti permulaan di Denpasar, Bali, Jumat (22/1).(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010