Port-au-Prince (ANTARA News) - Seorang perempuan yang berusia 84 tahun dikeluarkan dalam keadaan hidup oleh para petugas pertolongan dari bawah bangunan yang hancur di Port-au-Prince, Jumat, 10 hari setelah gempa yang menghancurkan sebagian besar kota itu.

"Mereka mengeluarkan dia pada dinihari. Ia nyaris tak bereaksi, seluruh tubuhnya dipenuhi luka, dan belatung," kata Dr. Vladimir Larouche, dokter Amerika-Haiti dari New York yang bekerja di Rumah Sakit Umum.

"Saya merawat dia dan membuat kondisinya stabil. Militer (AS) mengungsikan dia dengan menggunakan perahu," katanya.

Petugas pertolongan mengeluarkan dua penyintas dari puing di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, Jumat, sementara rakyat Haiti yang tak memiliki tempat tinggal dan kelaparan sangat memerlukan makanan, yang secara lambat tiba 10 hari setelah gempa berkekuatan besar tersebut.

Selain perempuan tua itu, di tempat lain di ibukota Haiti, yang porak-poranda tersebut, satu pertolongan mengeluarkan seorang pria yang berusia 22 tahun dari timbunan puing.

Petugas pertolongan dan warga setempat bersorak gembira setelah mengeluarkan pria itu, yang pincang dan mengalami dehidrasi.

Meskipun bantuan dari seluruh dunia telah mengalir ke kota yang hancur tersebut dalam operasi besar bantuan, penyintas gempa mendirikan tenda di jalan yang dipenuhi reruntuhan dan mengeluh bahwa mereka belum menerima makanan.

Sebanyak 1,5 juta orang Haiti kehilangan rumah mereka akibat gempa yang mengguncang negara miskin di Karibia itu.

Berbagai lembaga bantuan memperkirakan sepertiga dari 9 juta warga Haiti akan memerlukan bantuan darurat berupa makanan, air dan tempat berteduh untuk masa cukup lama.

Hampir 1.000 orang yang kelaparan menyerbu satu truk militer AS saat rombongan personil Udara Ke-82 yang dikenal sebagai "the Beast" membagikan makanan dan air di satu tempat penampungan di lapangan sepak bola.

Tentara yang kewalahan mundur setelah membagikan 600 paket makanan, dan meninggalkan 250 paket makanan di truk. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010