London, (ANTARA News) - Pasukan NATO akan melancarkan operasi terbesar mereka di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, kata seorang jenderal dari pasukan Inggris.

Mayjen Nick Cater mengatakan kepada BBC bahwa serangan tersebut akan mengusir Taliban dari daerah yang mereka kuasai dan memperkuat kewenangan pemerintah Afghanistan di wilayah itu, yang saat ini tidak taat hukum, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Jika kami berhasil memenangkan pertempuran itu atas nama pemerintah Afghanistan ... maka kami perlu menegaskan pengawasan pemerintah atas wilayah itu, yang untuk sementara ini tak berpemerintahan," kata Carter Senin.

Pengumuman rencana serangan itu muncul pada saat Amerika Serikat mengirimkan 30.000 tentara tambahan ke Afghanistan dalam tahun ini, untuk memperkuat 70.000 prajurit yang sudah ada di sana.

Langkah itu juga dilakukan pada saat perhatian internasional difokuskan terhadap Afghanistan menjelang konferensi internasional mengenai penstabilan situasi di negara yang rusak karena perang itu, di London, Kamis.

Carter, yang telah menjabat sebagai kepala pasukan NATO di Afghanistan selatan sejak akhir 2009 dan memimpin 45.000 petugas pria dan wanita, menyebut Helmand sebagai sedang mencapai kemajuan, meskipun tak dikendalikan pemerintah.

Beberapa bagian di Helmand tidak memiliki pemerintahan, katanya kepada BBC.

Dia menambahkan, jika mereka di bawah pemerintahan "itu adalah oleh pemerintah yang sering ditetapkan oleh Taliban."

Dia tidak menjelaskan kapan operasi gabungan NATO dan militer Afghanistan akan dimulai, namun mengatakan, operasi tersebut akan menargetkan daerah-daerah di Helmand tengah yang tidak dibawa kendali pemerintah selama berbulan-bulan, atau selama bertahun-tahun.

Carter tidak menjelaskan tentang kemungkinan jumlah korban dalam operasi besar tersebut, namun terjadi jumlah korban yang besar selama serangan besar yang lalu di Helmand, pada Juni dan Juli tahun lalu, yang disebut operasi Cakar Harimau.

Rencana itu menjelaskan, biasanya operasi seperti itu bagi warga Afghanistan di Helmand kurang berpeluang menjadi pertempuran sengit. Dia mengatakan, "Kami sering mendapati rakyat Afghanistan tidak menyukai perang - tapi mereka menyambut anda."

Dia juga memberi contoh operasi yang dilakukan dengan cara yang sama oleh pasukan Kanada di barat Kandahar, dan mengatakan bahwa tidak ada tembakan yang dilepaskan.

Lebih dari 113.000 tentara internasional pada saat ini berperang menghadapi Taliban di bawah komando Amerika Serikat dan NATO. Mereka kehilangan beberapa tentara hampir setiap hari, di dalam perang yang dimulai dengan serangan yang dipimpin AS pada 2001.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010