London (ANTARA News/AFP) - Dolar AS naik tajam terhadap euro pada Selasa waktu setempat, didukung oleh data kepercayaan konsumen AS sementara pound terpukul setelah diberitakan bahwa Inggris baru saja tertatih-tatih keluar dari resesi, kata para dealer.

Mereka mengatakan kekhawatiran bahwa China, yang telah memainkan peran penting dalam pemulihan jauh ini, mungkin mencoba untuk memperlambat ekonominya yang "booming", telah mengurangi kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan lemah di negara-negara maju.

Negara-negara tersebut juga mengalami defisit besar untuk mendapatkan kembali ekonomi mereka pada jalurnya (on track), memicu peringatan pada Selasa dari Dana Moneter Internasional (IMF) tentang bahaya terlibat dan perlunya kebijakan penyehatan.

"Risiko utama adalah bahwa prematur dan tidak koheren keluar dari kebijakan pendukung yang dapat merongrong pertumbuhan global dan rebalancing," katanya dalam sebuah laporan hati-hati meningkatkan perkiraan pertumbuhan secara keseluruhan.

"Defisit fiskal dan utang yang tinggi meningkatkan kekhawatiran tentang kesinambungan dan risiko utang negara -- yang merupakan pertimbangan utama di banyak negara."

Pada akhir perdagangan London, euro turun menjadi 1,4087 dolar dari 1,4149 dolar di New York akhir Senin.

Dolar berbalik jatuh ke 89,59 yen dari 90,22 yen.

"Pembicaraan bahwa China dapat mempercepat laju pengetatan moneter mengguncang pasar semalam," ujar Jane Foley dari Forex.com.

Sementara itu, pound jatuh ke 1,6158 dolar dari 1,6240 dolar setelah angka menunjukkan ekonomi Inggris baru saja telepas keluar dari resesi di kuartal keempat dengan pertumbuhan 0,1 persen, kurang dari perkiraan 0,4 persen.

"Pound menderita dari kemunduran tajam (data) dan cenderung tetap di bawah tekanan ke depannya," kata ekonom Calyon, Slavena Nazarova.

Dolar mungkin telah mendapat dukungan dari lebih baik dari yang diperkirakan angka keyakinan konsumen AS di bulan Januari, untuk ketiga bulan berturut-turut, kata para dealer.

Conference Board, sebuah perusahaan riset swasta, mengatakan indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 55,9 pada Januari dari revisi naik 53,6 pada Desember dan dibandingkan dengan perkiraan 53,5.

"Keyakinan konsumen bangkit untuk ketiga bulan berturut-turut, terutama akibat dari perbaikan dalam kondisi saat ini," kata Lynn Franco, direktur pusat riset konsumen Conference Board.

Franco memperingatkan, bagaimanapun, bahwa "pandangan konsumenj angka pendek, sementara segikit lebih positif, tidak memberikan kesan naik signifikan dalam aktivitas dalam beberapa bulan mendatang.

Di tempat lain, kepercayaan dunia usaha Jerman naik untuk rekor 10 bulan berturut-turut.

Ifo yang diawasi ketat, survei terhadap sekitar 7.000 perusahaan di sektor manufaktur, konstruksi, grosir dan eceran, naik menjadi 95,8 pada Januari dari 94,6 pada Desember, mencapai tingkat tertinggi sejak Juli 2008.

"Ini data positif dari survei bisnis Jerman meningkatkan harapan bahwa pemulihan mungkin akan mengumpulkan momentum baru dalam kuartal pertama 2010," ujar ekonom Daiwa, Colin Ellis.

Di London pada Selasa, euro berpindah tangan pada 1,4087 dolar terhadap 1,4149 dolar pada akhir Senin, pada 126,21 yen (127,69), 0,8718 pound (0,8709) dan 1,4712 franc Swiss (1,4709).

Dolar berdiri di 89,59 yen (90,22) dan 1,0444 franc Swiss (1,0398). Pound berada pada 1,6158 dolar (1,6240).

Di London Bullion Market, harga emas turun menjadi 1.093,25 dolar per ons dari 1.095,25 dolar pada akhir Senin.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010