Semarang (ANTARA News) - Pasien pertama yang berhasil menjalani operasi transplantasi (cangkok) hati di Indonesia, Ulung Hara Hutama (4), ikut dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang karena mengalami diare.

"Usai operasi sekitar empat tahun lalu, kondisi Ulung memang lebih rentan terinfeksi virus," kata Lisa Olivia (32), ibunda Ulung, ditemui ketika menunggu anaknya di Ruang Anak RSUP dr. Kariadi Semarang, Kamis.

Pada Rabu (3/2) lalu, Bilqis Anindya Passa, bayi berusia sekitar 17 bulan yang menderita "atresia bilier" (saluran empedu tidak terbentuk atau berkembang sempurna) juga tiba di RS itu untuk operasi cangkok hati.

Lisa mengatakan, Ulung dirawat di RSUP dr Kariadi sejak tiga minggu lalu, dan rawat inap kali ini merupakan yang kedua, sebab setelah Lebaran 2009 lalu Ulung juga sempat dirawat karena mengalami keluhan yang sama.

"Bilirubinnya (pigmen kuning hasil pemecahan hemoglobin dalam hati) agak meninggi dan membuatnya rentan terkena virus, sehingga harus mengonsumsi obat setiap sehari untuk menetralisir dan meningkatkan daya tahan tubuhnya," katanya.

Ia menceritakan, Ulung yang kini berusia 4 tahun 6 bulan itu menjalani operasi cangkok hati di RSUP dr. Kariadi Semarang pada 1 Oktober 2006 dan kesuksesan operasi itu memberikan harapan baru bagi keluarga.

"Dalam kesehariannya Ulung memang mudah menderita sakit, meskipun penyakit yang dideritanya masih dapat dikategorikan ringan, seperti batuk dan pilek," katanya didampingi ayah Ulung, Didik Ngudi Hutama (41).

Menurut dia, aktivitas Ulung sehari-hari sebenarnya sama dengan anak-anak lain, namun keluarga harus bersikap ekstra hati-hati mengawasi dia bermain, seperti memperhatikan tingkat sterilitas.

"Usai menjalani operasi cangkok hati, Ulung harus melakukan kontrol setiap satu minggu sekali, kemudian berlanjut menjadi dua minggu sekali. Saat ini Ulung harus kontrol setiap bulan," kata Lisa.

Ayah Ulung, Didik Ngudi Hutama juga mengakui, Ulung diperlakukan secara istimewa di lingkungan keluarga, seperti ruang kamar tidur Ulung yang dilapisi dengan kaca untuk menghindari masuknya virus.

"Bahkan, apabila ada keluarga atau tamu yang ingin berkunjung namun dalam keadaan sakit, kami meminta agar mereka tidak datang ke rumah dulu sebelum sembuh, dan kami juga meminta maaf untuk itu," katanya.

Berkaitan dengan Bilqis yang juga memiliki kesamaan penyakit dengan Ulung, keduanya mengharapkan, orang tua Bilqis tidak menyerah dengan kondisi tersebut dan harus selalu optimis dengan kesembuhan putrinya.

"Kondisi Bilqis dan Ulung dulu juga sama dengan perut membesar dan kulit yang menguning, sehingga orang tua Bilqis harus mengikuti seluruh saran dokter agar semuanya berjalan lancar," kata Didik.

Penggagas tim cangkok hati RSUP dr. Kariadi Semarang, Prof. dr. AG. Soemantri juga mengakui, pihaknya telah berhasil melakukan dua kali operasi cangkok hati, yakni terhadap Ulung dan satu orang yang tidak mau namanya dipublikasikan.

"Kasus yang dialami Bilqis berbeda dengan Ulung, sebab Bilqis sebelumnya pernah menjalani operasi kasai (operasi bedah perut untuk menyambung hati ke usus halus), sedangkan Ulung saat itu belum pernah," kata ahli darah tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010