Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) DKI Jakarta Tashya Megananda mengingatkan anggotanya untuk mengutamakan faktor kesehatan dalam menghadapi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang kembali digelar Pemprov DKI Jakarta.

Tashya mengatakan dapat memahami kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali memberlakukan kebijakan PSBB sebagai langkah darurat menekan penularan COVID-19 di DKI Jakarta yang meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

"Pembatasan ini tentu saja akan menekan dunia usaha dan akan berpengaruh pada perekonomian Jakarta dan ekonomi nasional. Pelaku usaha jasa boga menghadapi dilema dan pilihan sulit di masa pandemi COVID-19 karena faktor kesehatan harus di atas segala-galanya di masa pandemi," kata Tashya dalam keterangan tertulis, Selasa.

Namun, di sisi lain beraktivitas di luar rumah juga berisiko tinggi dalam penyebaran virus yang tidak kunjung menurun membuat penyedia jasa boga harus dapat menyesuaikan dengan kondisi di Jakarta.

Tashya mengajak anggota untuk memahami tantangan yang dihadapi pengusaha jasa boga agar bisa tetap eksis dan bersaing di masa mendatang.

Dia juga mengimbau pengusaha yang bergerak di bidang jasa boga untuk selalu mengutamakan kesehatan dengan mematuhi protokol COVID-19 tanpa pengecualian, menambah kualitas kesehatan, dan kualitas makanan yang disajikan dan dikonsumsi.

“Mari kita sama-sama menekan penyebaran virus, lengkapi diri dan tempat usaha dengan proses sterilisasi dan sanitasi yang bisa dibeli ataupun dibuat secara natural dan hal ini sepatutnya dilakukan secara berkala dan menerapkan protokol kesehatan," kata Tashya.

Keanggotaan APJI sendiri dari berbagai macam bisnis industri makanan dan minuman seperti katering, restoran dan kafe, bakery, kue, pastry, dessert dan pattiseries, minuman olahan dan siap saji, produsen produk olahan dan siap saji, gerai siap saji.

Tahsya juga mengatakan selama pandemi akan berkolaborasi dengan program pemerintah, melestarikan kuliner Indonesia, membuka akses perizinan usaha, sosialisasi perizinan usaha dan afiliasi dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) serta asosiasi anggota di bawahnya.

Untuk menghadapi krisis di masa PSBB, para pemimpin perusahaan dan pemilik bisnis harus mengoptimalkan bantuan teknologi sebaik mungkin. Dengan cara mengaplikasikan teknologi yang tepat untuk manajemen, operasional, dan SDM adalah kunci utama untuk membuat bisnis dapat bertahan menghadapi masa sulit.

Lebih lanjut, Tasyha mengatakan pengusaha harus tetap menjaga optimisme dan pikiran terbuka untuk menjaga stabilitas pasar.

Sebab, ia meyakini langkah-langkah pemerintah untuk menyusun program pemulihan ekonomi nasional atau PEN telah menampung aspirasi dari pelbagai sektor.

“Di situasi ini, pengusaha jasa boga butuh penyesuaian kembali dalam menentukan target pasar lokal saat PSBB, strategi pemasaran, restrukturisasi sistem bisnis, dan yang terpenting membuka diri untuk kolaborasi," kata Tashya.

Baca juga: Hari pertama PSBB, kasus baru COVID-19 Jakarta masih lebih 1.000
Baca juga: Kemarin, kritik terhadap kunker DPRD hingga penerapan PSBB Jakarta

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020