Jombang (ANTARA News) - Alissa Qothrunnada, putri sulung mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melantunkan syair "i`tiraf" dalam peringatan 40 hari wafat ayahnya di Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu malam.

Syair gubahan Abu Nawas yang bercerita tentang pengakuan dosa seseorang itu dilantunkan Alissa di akhir sambutan atas nama keluarga Gus Dur.

"Mari kita berdoa bersama," katanya seraya melafalkan "Ilaahi Lastu Lil Firdausi Ahlan" yang secara serentak diikuti ribuan orang yang menghadiri acara itu.

Syair itu seringkali dilantunkan Gus Dur semasa hidup, terutama di setiap akhir ceramah yang disampaikan di hadapan masyarakat di berbagai daerah di Tanah Air.

Dalam sambutannya, Alissa mengatakan 40 hari terakhir ini keluarganya sarat dengan berbagai perasaan berat.

"Beliau mercusuar kami, sandaran kami, sumber ketegaran kami. Kadang kami rindu karena tidak bisa ditemui lagi canda dan tawa di tengah-tengah keseharian kami," katanya.

Meskipun demikian, dia merasa takjub karena dalam 40 hari terakhir ini limpahan doa untuk Gus Dur terus mengalir.

"Bagi kami itu pertanda jangkauan kehidupan beliau melebihi keadaan fisiknya," katanya.

Sementara itu, K.H. Solahuddin Wahid (Gus Solah), adik kandung Gus Dur, memohon maaf atas penyambutan keluarga terhadap para peziarah dan masyarakat yang hadir dalam acara itu.

"Mari kita sama-sama meneladani perjuangan beliau. Gus Dur banyak didoakan orang karena beliau mencintai banyak orang," kata pengasuh PP Tebuireng Jombang itu.

Seolah tak mau kalah dengan Alissa, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud M.D turut melantunkan kasidah "burdah" di akhir sambutannya.

"Kasidah ini sering diperdengarkan Gus Dur di mobilnya saat saya sering melakukan perjalanan dengan beliau," kata mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Selain Mahfud M.D., Mustasyar PBNU K.H. Musthofa Bisyri juga memberikan siraman rohani dalam acara tersebut.

Sementara pengasuh PP Al Anwar, Sarang, Rembang, Jateng, K.H. Maimun Zubair bertugas membacakan doa dalam peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur itu.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010