Makassar (ANTARA News) - Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas) yang akan diresmikan Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nur (15/2) akan memberi pelayanan yang tidak dilakukan di Rumah Sakit dr Wahidin Sudirohusodo, di antaranya Fertility Endocrine Reproductive Centre atau bayi tabung.

Hasanuddin University Hospital (HUH) ini, kata Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi di Makassar, Minggu, merupakan program pendidikan nasional dalam upaya meningkatkan kemampuan teknologi kedokteran dalam menyelesaikan berbagai kasus kesehatan yang sulit melalui pengembangan penelitian dan pelayanan medik.

"Rumah sakit ini akan bersinergi dengan RSUP dr Wahidin Sudirohusodo (RSWS) dalam menyajikan pelayanan kesehatan," kata Rektor.

Menurut Rektor, HUH akan lebih berkonsentrasi pada diagnostic centre dan hightech treatment melalui pemanfaatan teknologi dan alat kedokteran yang canggih serta sebagai pusat pelatihan bagi mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi atau pun tenaga praktisi rumah sakit yang hendak menambahkan keterampilan dan pengetahuan guna meningkatkan kualtas pelayanan kesehatan.

Sumber daya manusia RS HUH terdiri atas staf/dosen Unhas yang berasal dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi dan Fakultas Ekonomi. Untuk tenaga lain yang dibutuhkan tetapi tidak dapat disediakan Unhas, pihak rumah sakit akan melakukan outsourcing (tenaga dari luar), misalnya tenaga keperawatan.

HUH akan dikembangkan sebagai rumah sakit yang environmental friendly energy saving (tenaga energy ramah lingkungan) dan mengembangkan teknologi informasi yang canggih dalam menjalankan pelayanannya.

Dekan Fakultas Kedokteran Unhas, Prof dr Irawan Yusuf, Ph.D mengatakan, HUH akan menerima rujukan dari berbagai rumah sakit lain guna menangani berbagai masalah kesehatan yang tidak mampu ditangani di rumah sakit lain yang merujuk.

Pelayanan kesehatan yang tersedia di HUH antara lain deteksi dini penyakit melalui penggunaan teknologi canggih (hi-tech) seperti penggunaan biomolekuler serta pengembangan teknologi moderen dan pengembangan pusat-pusat layanan yang tidak dikembangkan di RSWS.

Misalnya, lanjutnya, bayi tabung, pusat kanker, termasuk radioterapi, immunoterapi, terapi gen, dan sebagainya, juga trauma centre, neurointervention centre (termasuk deteksi dini kelainan otak, pemasangan stent, penggunaan gamma knife, stem cells serta "one day care".

Sebagai rumah sakit pendidikan, HUH lebih terfokus pada penelitian untuk kemajuan ilmu kedokteran, pendidikan kedokteran, dan pelayanan masalah-masalah kesehatan yang advanced.

Untuk itu, HUH tidak akan membuka pelayanan poliklinik, namun tetap menyediakan unit gawat darurat untuk menerima pasien-pasien yang mengalami masalah kesehatan kegawatdaruratan akibat kecelakaan (trauma).

Selain menawarkan fasilitas one day care untuk pasien pasca-operasi, rumah sakit ini pun menyediakan pelayanan rawat inap kelas I dan II. Sementara untuk pelayanan rawat inap VIP dan kelas III dilakukan bekerja sama dengan RSUP dr Wahidin Sudirohusodo yang memiliki fasilitas private wing untuk pasien VIP dan Kelas III di gedung RSWS.

Kedua rumah sakit ini, ke depannya akan saling melengkapi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.

HUH merupakan pelaksanaan program nasional dari Kementerian Pendidikan Nasional yang berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran Unhas. Sejumlah rumah sakit pendidikan lain juga akan segera dibuka di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, dan Hasanuddin University Hospital yang merupakan rumah sakit pendidikan pertama dibuka di Indonesia.

Bangunan rumah sakit berlantai delapan, memiliki luas lantai sekitar 17.000 m2 dikerjakan selama tujuh bulan untuk tahap pertama berupa struktur dan tahap kedua finishing.

Pembangunannya dilaksanakan PT Pembangunan Perumahan dengan total biaya Rp66 miliar, tidak termasuk PPn dan isi bangunan. (RY/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010