Depok (ANTARA) - Doktor Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.O.G, Subsp.F.E.R menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses bayi tabung adalah faktor embrio.

Oleh sebab itu lanjut dia banyak peneliti yang mengembangkan berbagai cara untuk memilih embrio terbaik.

"Pemilihan embrio terbaik ini dilakukan dengan metode yang lebih presisi untuk memastikan bahwa embrio yang terpilih memiliki keberhasilan implantasi, kehamilan, dan kelahiran yang tinggi," katanya di kampus UI, Kamis.

Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa embrio yang dipilih tidak memiliki kromosom yang aneuploidi, yakni ketidaknormalan dalam jumlah kromosom, dengan cara melakukan prosedur Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A).

"Tindakan ini bersifat invasif karena harus mengambil sebagian embrio untuk dilakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan yang sifatnya tidak invasif yang tidak harus melakukan biopsi pada embrio," tutur dr. Kemal.

Baca juga: 10.000 bayi dibantu lahir lewat program tabung dengan TRB

Baca juga: Infertilitas masih jadi masalah utama pasutri sulit miliki anak


Penelitian kemudian dikembangkan untuk menilai kualitas embrio tanpa metode invasif dengan menggunakan beberapa parameter, seperti bentuk dari embrio, perkembangan embrio selama kultur, dan pemeriksaan terhadap cairan sisa kultur embrio tersebut.

Penelitian ini dilakukan di Klaster Human Reproduction, Infertility and Family Planning (HRIFP) IMERI FKUI selama satu tahun dan mendapatkan data dari 124 embrio.

Dalam penelitiannya, dr. Kemal menyebutkan ada tiga parameter yang dapat digunakan untuk menilai status kromosom embrio. Parameter pertama adalah derajat pengembangan sel embrio, di mana semakin berkembang sel embrio berhubungan dengan kromosom normal.

Parameter kedua adalah kadar miRNA-191 dan miRNA-372, di mana kadar yang rendah berhubungan dengan kromosom normal. Parameter terakhir adalah cell free DNA yang terdapat di dalam sisa medium kultur.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa bila tiga parameter tersebut dikombinasikan, maka dapat diaplikasikan model prediksi kromosom embrio dengan akurasi yang baik. Penelitian ini juga menghasilkan alur dalam diagnosis kromosom embrio yang dapat digunakan oleh klinisi dengan akurasi tinggi.

 
Baca juga: Dokter: Diet sangat tidak dianjurkan untuk ibu yang ikuti bayi tabung

Baca juga: Ahli: Peluang keberhasilan bayi tabung ditentukan oleh usia ibu

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023