Semarang (ANTARA News) - Bilqis Anindya Passa, balita yang menderita atresia bilier telah menghabiskan lima botol cairan albumin sejak dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang pada Rabu (3/2).

"Bilqis harus diberi cairan albumin, mengingat organ hati Bilqis tidak berfungsi normal. Padahal, hati merupakan organ penghasil albumin," kata ibu Bilqis, Dewi Farida (37) di Semarang, Senin.

Ia menyebutkan, cairan albumin itu diberikan pada tanggal 6, 7, 12, 13, dan 14 Februari 2010, namun pemberian cairan albumin pada hari ini (15/2) tidak dilakukan, karena Bilqis harus menjalani pemeriksaan darah.

"Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat tingkat dan kadar albumin dalam tubuh Bilqis saat ini, sekaligus memeriksa fungsi organ hatinya," kata istri Doni Ardianta Passa (33) tersebut.

Menurut dia, pemberian cairan albumin itu juga dapat membantu mengeluarkan cairan di tubuh Bilqis, mengingat berat badan Bilqis cenderung fluktuatif, sering mengalami kenaikan dan penurunan.

"Berat badan Bilqis memang pernah mencapai 8,4 kilogram, namun setelah diperiksa oleh tim dokter ternyata naiknya berat badan itu diakibatkan adanya penimbunan cairan di dalam tubuh," katanya.

Oleh karena itu, sejalan dengan pemberian cairan albumin tersebut berat badan Bilqis turun  menjadi 8,1 kilogram sebab cairan yang tertimbun dalam tubuh sudah mulai keluar.

"Pemberian cairan albumin ini dapat membantu mengeluarkan cairan melalui keringat, kencing, dan buang air besar (BAB), sehingga penyerapan makanan dapat berjalan lebih maksimal," katanya.

Dewi mengatakan, tim dokter sejak awal sebenarnya sudah mengupayakan cara untuk memacu berat badan Bilqis dan menargetkan berat badan Bilqis setidak-tidaknya bertambah 0,35-1 ons setiap hari.

"Namun, penyerapan makanan oleh tubuh memang tidak berjalan sempurna, apalagi Bilqis hanya mampu mengonsumsi makanan dalam bentuk cair karena ususnya tidak dapat bekerja secara normal," katanya.

Berkaitan dengan kondisi Bilqis saat ini, ia mengatakan, Bilqis masih menjalani fisioterapi, sementara rasa gatal-gatal juga masih dirasakan anak tersebut padahal tim dokter sudah berupaya untuk mengatasinya.

"Kami berharap operasi cangkok hati dapat segera dilakukan agar penderitaan Bilqis segera berakhir, dan dia juga dapat secepatnya berkumpul kembali dengan keluarga," kata Dewi.

Berat badan Bilqis pada Jumat (12/2) sempat mengalami kenaikan mencapai 8,4 kilogram, setelah pada Rabu (10/2) turun dari 8,2 kilogram menjadi 8,1 kilogram.

Berat badan Bilqis sendiri saat baru tiba di RSUP dr. Kariadi Semarang hanya 7,8 kilogram dan dokter terus berupaya menaikkan berat badannya hingga mencapai 9 kilogram agar  dapat menjalani operasi.(PK-ZLS/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010