London (ANTARA/AFP) - Harga minyak dunia naik pada Kamis waktu setempat, setelah data mingguan terbaru tentang persediaan energi di Amerika Serikat menunjukkan kenaikan lebih tinggi daripada yang diperkirakan.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, melompat 68 sen menjadi 78,01 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April naik 63 sen menjadi 76,90 dolar per barel.

Departemen Energi AS (DoE) mengatakan stok minyak mentah naik sebesar hampir 3,1 juta barel menjadi 334,5 juta barel untuk pekan yang berakhir 12 Februari, dibandingkan dengan rata-rata estimasi survei meningkat 1,8 juta barel.

Stok bensin naik 1,6 juta barel menjadi 232,1 juta barel, sementara pengamat yang dimintai pendapatnya oleh Dow Jones Newswires memperkirakan meningkat 1,5 juta barel.

Stok destilat, termasuk minyak pemanas dan solar, turun 2,9 juta barel menjadi 153,3 juta barel.

Bagian utara Amerika Serikat mengalami kondisi cuaca yang sangat dingin minggu lalu, yang mendorong permintaan bahan bakar pemanas.

Data mingguan Departemen Energi dipantau dengan cermat karena Amerika Serikat negara konsumen energi terbesar dunia.

Sementara itu dolar AS naik terhadap euro pada Kamis di tengah kekhawatiran krisis utang Yunani bisa mempengaruhi negara-negara zona euro lain dan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat daripada perkiraan, kata analis.

Sebuah penguatan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah, sehingga memukul permintaan.

Pedagang juga menjaga pengawasan negara kaya minyak Iran, di mana terjadi ketegangan baru mengenai ambisi nuklir Teheran yang telah membantu mendorong harga minyak mentah minggu ini.

Iran baru-baru ini mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 20 persen, yang Amerika Serikat dan beberapa kekuatan lain mengatakan menambahkan bukti bahwa Republik Islam itu berusaha untuk membangun senjata nuklir.

Teheran membantah tudingan itu, bahwa satu-satunya tujuan damai energi nuklir dan penelitian.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan negaranya tidak punya rencana untuk tindakan militer terhadap Iran, sementara Laksamana Mike Mullen, Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan Washington tidak mengesampingkan tindakan militer. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010