Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menargetkan asetnya pada akhir tahun ini mencapai Rp18 triliun, sementara hingga saat ini total asetnya sudah Rp13 triliun.

Menurut Direktur Pelaksana LPEI Arifin Indra, aset LPEI ini sebesar 85 persen akan digunakan untuk pembiayaan ekspor.

LPEI yang juga dikenal Indonesia Eximbank ini pada 2009 telah berhasil melakukan pembiyaan mencapai Rp9,9 triliun dari total aset Rp13 triliun.

"Sementara sisanya kami taruh diberbagai surat-surat berharga," kata Arifin.

Tahun lalu Indonesia Eximbank membukukan pendapatan gross (bunga dan bagi hasil) mencapai Rp348 miliar (unaudited) dan laba Rp72 miliar (unaudited).

Arifin mengatakan dalam RAT (rancangan anggaran tahunan) LPEI tahun ini menargetkan tumbuh 60 persen.

Sebagai salah satu langkah adalah aset dinaikkan hingga Rp18 triliun untuk meningkatkan pembiayaan yang akan dilakukan LPEI.

Untuk meningkatkan aset ini, lanjutnya, LPEI akan menerbitkan obligasi Rp2,5 triliun, utang sindikasi, pinjaman dari JBIC (Jepang) dan suntikan dari pemerintah (APBN).

Penerbitan obligasi ini direncanakan pada semester satu tahun ini, katanya.

Untuk pinjaman dari JBIC, kata Arifin, telah disetujui 100 juta dolar AS dan baru ditarik 20 juta dolar.

"Sisanya akan direalisasikan pada tahun ini. JBIC telah menjanjikan 500 juta dolar AS, jika 100 juta dolar habis kami akan minta lagi," kata Arifin.

Selain itu, kata Arifin, pihaknya juga akan mencari utang sindikasi untuk membayar utang yang akan jatuh tempo tahun ini.

"Utang sindikasi ini untuk mempertahan aset perseroan yang ada saat ini," jelasnya.

Sementara pemerintah juga akan menyuntikkan dana ke LPEI sekitar Rp2,5 triliun dari APBN, kata Arifin.

(Ant/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010