Jakarta (ANTARA News) - Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), Hanafi Rustandi, terpilih sebagai OPITO (Offshore Petroleum Industry Training Organization) Asia Pasific Members Committee, dalam konferensi ITF Offshore Task Force Group di Mumbay, India, yang berlangsung 22-24 Februari 2010.

Siaran pers Humas KPI yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan, dalam konferensi tersebut, Hanafi Rustandi merupakan orang pertama yang terpilih sebagai anggota komite OPITO untuk wilayah Asia Pasifik.

Terpilihnya Hanafi Rustandi sebagai Anggota Komite OPITO Asia Pasifik ini merupakan kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Khususnya kepemimpinan Hanafi di KPI maupun dalam kedudukannya sebagai Ketua ITF (International Transport worker?s Federation) Asia Pasifik).

OPITO adalah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan industri minyak lepas pantai yang berpusat di Aberdeen, Skotlandia. Lembaga pendidikan internasional ini satu-satunya organisasi yang berhak menerbitkan sertifikat khusus kepada pelaut yang bekerja di industri minyak lepas pantai (offshore), maupun yang bekerja di kapal-kapal penunjang kegiatan offshore.

"Semua pelaut yang bekerja di offshore dan kapal-kapal penunjang harus memiliki standar kompetensi dan sertifikat internasional dari OPITO," kata Hanafi.

Dikatakannya, terpilihnya dia sebagai anggota Komite OPITO Asia Pasifik akan memperluas kesempatan bagi Indonesia untuk mempermudah pengembangan pendidikan pelatihan khusus bagi pelaut yang bekerja di offshore maupun di kapal-kapal penunjang kegiatan offshore.

Menurut Hanafi, OPITO telah membentuk perwakilan di berbagai negara. Untuk kawasan Asia Pasifik, misalnya, telah dibentuk perwakilan OPITO di Singapura, Malaysia, Filipina, India dan Australia.

Di Indonesia, OPITO menunjuk PT Samson Tiara di Merak, Banten, sebagai perwakilannya. Selain Samson Tiara, beberapa lembaga memang telah melakukan pendidikan serupa. Namun kompetensi maupun sertifikatnya belum sesuai standar yang ditetapkan OPITO, karena memang belum mendapat akreditasi dan pengesahan dari lembaga pendidikan internasional tersebut.

Untuk mendapat pengesahan dari OPITO, kata Hanafi, lembaga pendidikan tersebut harus menggunakan kurikulum dan silabus serta wajib memiliki peralatan standar yang ditetapkan OPITO.

Misalnya simulasi pekerjaan di offshore, kapal, maupun helikopter. Dengan demikian, ke depan akan lebih banyak lagi kesempatan bagi pelaut Indonesia untuk bekerja di offshore yang tersebar di berbagai negara. "Ini merupakan peluang kesempatan kerja yang perlu dikembangkan untuk mengatasi pengangguran," demikian Hanafi Rustandi.(T.E007/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010