Jakarta (ANTARA News) - Kelompok terakhir demonstran di depan gerbang MPR/DPR yaitu dari LSM Bendera, dibubarkan polisi pukul 18.30WIB.

Awalnya, sebanyak 33 anggota Bendera menolak untuk menyudahi unjuk rasa. Mereka tetap duduk di aspal depan gerbang masuk meski ratusan aparat sudah mengelilingi mereka.

Para demonstran mempersiapkan diri mereka dengan mengoleskan odol di sekitar mata. "Kami akan bertahan meski disemprot water canon. Odol ini fungsinya membuat mata kami tidak perih walau ada gas air mata," kata seorang demonstran kepada wartawan.

Namun, bukan water canon, gas air mata atau pentungan petugas yang menghentikan aksi mereka.

AKBP Andry Wibowo, Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Pusat meminta anggota Bendera menyudahi unjuk rasa, namun setelah permintaannya tidak digubris, Andry memerintahkan pasukannya mengangkat setiap anggota Bendera ke pinggir gerbang.

Tiga  perempuan terakhir yang saling mengaitkan diri dengan tangan juga ditarik paksa oleh sejumlah polisi wanita.

Menurut salah seorang anggota Bendera, Acil, satu perempuan yang bernama Dini Setiawan dan dalam keadaan hamil, sempat jatuh pingsan.

"Dia sedang hamil lima bulan. Dipaksa meninggalkan depan Gedung DPR dan dia tidak kuat ketika ditarik polwan," ujar Acil.

Beberapa saat kemudian Ambulans dari polri membawa perempuan tersebut ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Sebelum dievakuasi oleh polisi wanita, Dini terus berteriak-teriak tidak akan mundur.

Akhirnya, semua anggota Bendera diangkut ke pinggir jalan masuk dan mereka pun terpaksa mengakhiri aksi. (ADM/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010