Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Jakarta, Rabu malam mengatakan tidak ada motif politik atau unsur kesengajaan dalam pelemparan kepada iring-iringan mobil Presiden oleh suporter sepakbola yang terjadi di tol dalam kota Jakarta sekitar kawasan Rawamangun, Rabu siang.

"Tadi pihak Polda Metrojaya sudah jelaskan ya, mereka yang melakukan sekedar iseng tidak ada motif politik, tidak mengira bahwa itu rangkaian presiden," kata Julian kepada wartawan saat dihubungi pertelepon.

Julian mengatakan Kepala Negara tidak merasa kecewa atas hal tersebut karena hanya salah paham semata-mata.

Hal senada disampaikan Staf Khusus Presiden bidang komunikasi dan media Heru Lelono.

"Saya dapat telepon dari teman di Mabes polri, katanya ada pelemparan mobil pas lewat Rawamangun, terus siapa saya tanya, suporter bola katanya. Mungkin karena saat itu mau nonton bola pingin sampai Kuningan cepat, karena presiden mau lewat secara protokoler maka terhambat. Tidak lihat presiden yang lewat, terus lempar itu, itu ceritanya," kata Heru yang dihubungi wartawan pertelepon.

Sementara itu, koordinator suporter kesebelasan Persitara Jakarta Utara (The North Jack), Farid mengaku tidak melihat adanya tindakan pelemparan benda terhadap rombongan kendaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Rabu.

"Kalau saya lihat ada suporter melempar rombongan kendaraan Presiden, pasti akan saya amankan," kata Farid di Markas Polda Metro Jaya, Rabu.

Farid menuturkan kendaraan yang ditumpangi pendukung "Laskar Si Pitung" itu berpapasan dengan rombongan kendaraan Presiden SBY di ruas Tol Wiyoto Wiyono di daerah Rawamangun, Jakarta Timur.

Farid menjelaskan dirinya mendengar suara sirine mobil rombongan Presiden SBY dengan kecepatan yang tinggi dan tidak terjadi kepadatan atau kemacetan sekitar pukul 14.30 WIB.

Panglima "The North Jack" itu mengungkapkan para suporter berencana menyaksikan pertandingan Persitara melawan PSPS Pekanbaru di Stadion Bojonegoro Sumantri, Kuningan, Jakarta Selatan sekitar pukul 15.30 WIB.

Namun setelah keluar Tol Kuningan, iringan kendaraan suporter itu dibawa petugas Polisi Jalan Raya (PJR) menuju Markas Polda Metro Jaya karena diduga ada oknum suporter melempar rombongan kendaraan Presiden SBY.

Polda Metro Jaya sempat mengamankan ratusan suporter yang menggunakan lima unit Metromini bernomor polisi B-7928-EN, B-7691-LD, B-7502-EW, B7009-LA dan B-7306-EP, serta satu unit bus Mayasari bernomor polisi B-7045-PD.

Namun dua unit Metromini dan satu bus Mayasari sudah meninggalkan Polda Metro Jaya, sedangkan tiga unit Metromini lainnya hingga saat ini masih tertahan di depan Gedung Biro Operasi.

Farid menyatakan sekitar 70 suporter Persitara yang menumpang tiga unit Metromini nomor rute T-41 itu menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Sementara itu, dua orang suporter, yakni Acong warga Jalan Tugu Utara RT12/04, Jakarta Utara, diduga membawa kelereng dan katepel dan Ato asal Jalan Tugu Utara RT12/09 membawa stik kayu kasti dan kayu berbentuk martil.
(T.P008*T014/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010