Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa dari penyelidikan yang dilakukan oleh panitia angket kasus Bank Century tidak ditemukan aliran dana talangan kepada bank itu yang mengalir kepada parpol dan capres tertentu.

"Berdasarkan keterangan resmi lembaga negara yang berwenang, termasuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Bank Indonesia yang disampaikan di depan sidang-sidang Panitia Angket, jelas-jelas ditegaskan bahwa tuduhan adanya penyertaan modal sementara kepada Bank Century telah disalahgunakan untuk menyokong tim kampanye pasangan Capres- cawapres tertentu, nyata-nyata tidak terbukti dan memang tidak pernah ada," kata Presiden dalam pidatonya di Istana Negara Jakarta, Kamis malam.

Presiden menyampaikan hal itu dalam pidato resmi menanggapi hasil rapat paripurna DPR RI mengenai laporan panitia angket kasus Bank Century yang memilih opsi adanya dugaan pelanggaran dalam pemberian dana talangan kepada Bank Century.

Didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono dan seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang duduk di sebelah podium tempat Presiden berpidato, Presiden Yudhoyono menyampaikan tanggapannya sekitar 40 menit dengan tegas dan mantap.

Yudhoyono menjelaskan bahwa hasil penyelidikan itu juga mengenyampingkan semua tuduhan bahwa seolah penyelamatan Bank Century merupakan kedok semata untuk mengalirkan uang kepada Partai Politik Tertentu dan sejumlah nama lainnya.

"Semua itu juga `nyata-nyata tidak terbukti` dan memang tidak pernah ada. Hal ini perlu dinyatakan secara tegas dan nyaring agar tidak siapapun dari kita apapun latar belakang politik dan asal partainya boleh dibiarkan mendapatkan penistaan karena nama baiknya dicemarkan secara sewenang- wenang dengan maksud dan niat politik yang buruk, yaitu merusakkan reputasi diri, keluarga, dan institusinya," kata Presiden.

Menurutnya, penegasan ini sangatlah penting untuk dinyatakan secara terang-benderang agar pada akhirnya rakyat dapat membedakan secara jelas mana yang fakta dan mana yang fiksi, mana yang benar dan mana yang bathil.

Dijelaskan Presiden, dirinya sejak awal menyambut baik dan mendorong dilakukannya penyelidikan yang setuntas-tuntasnya atas kebijakan penyelamatan Bank Century dengan niat untuk mencari kebenaran yang utuh dan hakiki.

"Apalagi, ketika itu berkembang pandangan yang didasarkan kepada syak wasangka bahwa terdapat aliran dana Century kepada sejumlah orang dan atau organisasi tertentu yang tentu saja hal itu tidak boleh terjadi. Karenanya, tanpa ada keraguan sedikitpun saya mendorong agar penyelidikan terhadap penyelamatan Bank Century dilakukan secara transparan. Saya berkeyakinan, bahwa dengan membuat penyelidikan Century terang benderang di depan publik, rakyat Indonesia akan melihat kebenaran yang seutuhnya," katanya.

Dikatakannya, kebutuhan untuk membuat kebenaran itu terbuka di depan publik adalah sesuatu yang maha penting, tidak saja untuk membela mereka yang memiliki integritas dan kredibilitas, tidak hanya demi sebuah reputasi pribadi maupun politik.

"Namun, di atas semua itu, untuk kebenaran itu sendiri. Kebenaran memiliki hakikatnya sendiri yang tidak pernah berubah hanya karena definisi atau tafsir politik," katanya.

Ke depan, lanjutnya praktik- praktik buruk yang penuh prasangka jahat harus dihentikan karena kehidupan bermasyarakat dan berbangsa memerlukan pertalian sosial yang merupakan modal untuk kerja bersama di segala bidang.

"Modal sosial itu kuat apabila kita membangun sikap saling percaya mempercayai dan sikap saling hormat menghormati. Modal sosial itu melemah apabila kita hidup dengan dasar saling mencurigai, apalagi saling memfitnah," katanya.
(T.D012/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010