Jakarta (ANTARA News) - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengharapkan polisi tidak terprovokasielakukan tindakan represif terhadap gerakan-gerakan mahasiswa, demikian Ketua Bidang Media dan Infokom Pengurus Besar HMI Bambang M Fadjar dan Ketua Departemen Hukum PB HMI, Dody di Jakarta, Jumat malam, usai `bentrok` fisik di kawasan Cilosari, Cikini.

Sebaliknya, mantan Ketua Umum PB HMI Akbar Tandjung yang juga terpaksa datang ke lokasi peristiwa itu, meminta mahasiswa melakukan aksi di sekitar markasnya saja, agar terhindar dari provokasi.

Situasi di lokasi bentrokan antara kedua kubu telah tenang kembali sekitar pukul 22.30 WIB, setelah Akbar Tanjung berdialog dengan para aktivis HMI.

Selain Akbar Tanjung, Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni juga datang ke lokasi untuk ikut meredam emosi massa HMI yang merasa terganggu oleh kedatangan aparat keamanan, di saat mereka tengah melakukan orasi.

Aktivitas orasi dan sejumlah aksi teatrikal itu sendiri dilakukan sekitar 100 kader HMI dari Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Barat, masih terkait protes terhadap penyerangan aparat kepolisian di Sekretariat HMI Cabang Makassar, Rabu (3/3) malam lalu saat demo terkait kasus Bank Century

"Ini sebenurnya aksi spontanitas sebagaimana terjadi pada malam sebelumnya, tetapi terganggu oleh adanya orang-orang yang entah digerakkan oleh siapa, lalu terkesan memprovokasi," ujar Ketua Umum HMI Jakarta Pusat, Hamid kepada ANTARA.

Apalagi, menurutnya, lokasi aksi masih di kompleks Sekretariat Bersama HMI Cabang se-Jakarta Pusat, Utara, Selatan dan Barat, serta Markas Badko HMI DKI Jakarta, yakni di Cilosari.

Baku Pukul

Baik Bambang M Fajar, Dody maupun Hamid mengaku, tidak melihat langsung awal kejadian bentrokan itu, namun diperoleh informasi, bentrokan antara kedua kubu mulai terjadi sekitar pukul 20.30 WIB.

Massa yang merasa terganggu oleh kedatangan aparat di kompleks sekretariat bersama mereka tersebut spontan emosi dan mencoba menghalang-halangi masuknya polisi itu.

Karena dihalangi, polisi mundur. "Namun, entah siapa yang memulai, tiba-tiba terjadi saling hujat, dan kemudian rekan-rekan mencoba mendorong para petugas yang membentuk barisan tameng. Saat itulah terjadi saling tukar gertakan fisik," kata Bambang M Fajar.

Sejak itu, suasana berubah tegang, apalagi telah terjadi pembakaran ban-ban bekas, tepat di sekitar Cilosari yang berdekatan dengan sebuah restoran siap saji di Jalan Cikini Raya (berseberangan Stasiun KA Cikini).

"Para petugas RW di kampung Cilosari juga membantu untuk menenangkan situasi, karena mereka pun melihat ada oknum-oknum tak dikenal mulai masuk ke lokasi. Ini kan bisa saja provokator yang sengaja diterjunkan," kata Dody.

Situasi semakin panas, karena beberapa peserta aksi yang semakin terpancing emosinya berupaya memblokade jalan.

Lalu, dengan alasan mengamankan lalulintas agar tidak menimbulkan kemacetan, aparat kemudian mencegah aksi blokade maupun bakar-bakaran ban bekas dan bendera.

Keadaan ini kemudian memancing baku pukul, karena beberapa aparat mengejar massa HMI sehingga lari terbirit-birit ke samping restoran. Massa HMI lainnya melempari polisi dengan batu.

Beberapa saat kemudian, Akbar Tanjung tiba di lokasi, kemudian mendekati sejumlah aktivis, dan meminta mahasiswa tidak lagi melakukan aksi di jalanan, tetapi di sekitar markas HMI di Cilosari saja, agar tak terprovokasi pihak eksternal.

Bambang M Fajar berharap, tindakan represif ini tidak merupakan bagian dari upaya kriminalisasi gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia.

"Kaami mahasiswa Indonesia, termasuk HMI, juga rekan-rekan sesama anggota Kelompok Cipayung Plus (GMNI, GMKI, PMKRI, IMM, Hikmahbudi, dll) tengah menjalankan aksi di semua kota untuk menuntut aparat penegak hukum menindaklanjuti keputusan politik di DPR RI mengenai proses hukum atas kasus Bank Century. Jadi, janganlah direkayasa hal-hal lain untuk pengalihan isu," tandasnya.

Bambang berharapsemua elemen mahasiswa dan masyarakat tidak terpancing dengan upaya membenturkan sesama warga sipil. "Mahasiswa jangan mau dibenturkan dengan masyarakat. Karena selama ini kita selalu senafas dan satu roh perjuangan dengan rakyat menuntut keadilan," tegasnya lagi. (*)

M036/Z002/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010