Tangerang (ANTARA News) - Tiga anak Fauzi Syarif yang menjadi siswa Sekolah Dasar (SD) Muhamadiyah 12 Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, tidak dapat mengikuti ujian tengah semester menyusul penggrebekan tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

"Sudah dua hari ini tiga anak Pak Fauzi tidak mengikuti ujian tengah semester," kata Nur Aisiyah, guru SD Muhammadiyah 12 di Tangerang, Kamis.

Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada Selasa (9/3) menggrebek rumah Fauzi Syarif di Jalan Setia Budi, Gang Asem, RT 03/05, Kelurahan Pamulang Barat, Pamulang. Penggerebekan itu menewaskan dua tersangka teroris.

Aisiyah mengatakan, ujian tengah semester di SD Muhammadiyah 12 sudah dimulai sejak Senin (8/3) dan berakhir Sabtu (13/3).

Setelah pengrebekan di rumah Fauzi, tiga anak Fauzi menghilang dan tidak mengikuti proses belajar mengajar di sekolah itu, katanya.

Tiga anak Fauzi yakni M Hanif Fauzi (9) murid kelas V dan kembar Rabila Ayif (6) serta Malida Halif duduk di kelas II.

Dia menambahkan, hari ini, ketiga anak Fauzi juga tidak terlihat di kursi kelas masing-masing, padahal murid lainnya sedang mengikuti ujian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Sementara itu, Kepala Humas dan Sarana Prasarana Yayasan Muhammadiyah Setiabudi, Pamulang, Muhammad Badrus mengatakan, tiga anak Fauzi memiliki kecerdasan lebih di antara murid sekolah lainnya.

Berdasarkan laporan guru kelas, katanya, anak-anak Fauzi memiliki nilai di atas rata-rata serta tidak nakal. (ANT/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010