Makassar (ANTARA News) - Tim Pencari Fakta (TPF) Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) akan melanjutkan investigasinya ke Polda Sulselbar dan Polwiltabes Makassar terkait insiden bentrokan antara polisi dan mahasiswa.

"Kita sudah menyurat ke Polda dan Polwiltabes, Senin (15/3) tinggal menunggu waktu saja dari keduanya kapan kita bisa melakukan investigasi dan meminta keterangan," kata Ketua TPF PB HMI Syamsir SH, MH, di Makassar, Selasa.

Menurut dia, kesimpulan awal yang dibuat berdasarkan bukti dan fakta yang ditemukan di lapangan kuat dugaan insiden polisi dengan HMI ini sudah didesain sedemikian rupa. Intinya untuk mengalihkan isu skandal Bank Century.

Ia mengaku jika dalam kasus itu terdapat banyak kejanggalan seperti penyerangan warga dengan polisi ke Sekretariat HMI Cabang Makassar pada sehari setelah kejadian pertama yakni Kamis (4/3) lalu.

Beberapa kejanggalan lainnya juga yang ditemukan seperti keterlibatan warga dan orang yang sama pada saat terjadi bentrokan di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin dan Universitas Negeri Makassar (UNM).

"Komponen yang terlibat dalam rekayasa kerusuhan Makassar adalah anggota Densus 88 Anti-Teror, masyarakat yang dimobilisasi oknum polisi dan segelintir pengurus HMI. Salah satunya KC itu karena merupakan kader," ungkapnya.

KC juga diduga terlibat rekayasa bentrokan mahasiswa dengan polisi. Hal itu dilakukan untuk mengalihkan gerakan mahasiswa dalam mengawal kasus bail out (dana talangan) Bank Century.

"Kalau benar anggota Densus 88 mencari KC di Wisma HMI, lantas kenapa bisa KC bebas mondar-mandir di Mapolwiltabes Makassar sejam setelah perusakan terjadi. Ada apa antara polisi dan KC?" tanyanya.

TPF juga menemukan sejumlah fakta bahwa KC mempunyai "track record" (cacatan) yang buruk sebagai kader HMI. Dia pernah terlibat beberapa kasus kriminal di Makassar, seperti pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
(T.KR-MH/Z002/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010