Lahore (ANTARA News) - Polisi Pakistan telah menyita 4,5 ton bahan peledak, senapan dan rompi bunuh diri dalam penggerebekan di kota Lahore di Pakistan timur, dan telah menghadapi serangkaian serangan gerilyawan.

"Polisi telah menggerebek beberapa toko yang berbeda di kota itu hari ini dan kemarin serta menyita bahan peledak dan senjata," jelas seorang pejabat senior polisi di Lahore, Zufiqar Hamid, kepada AFP, Selasa.

Serangan dan penyitaan itu dilakukan beberapa hari setelah dua serangan bunuh diri yang ditujukan kepada militer Pakistan menewaskan 45 orang di Lahore, Jumat.

"Polisi menyerang sebuah toko di daerah Iqbal Town, Selasa, dan menyita 170 kantung yang sebagian besar berisi amonium nitrat dan beratnya 3.000 kilogram, dua rompi bunuh diri, empat senapan, tiga senjata api dan satu senjata ringan," Hamid menguraikan.

Ia menambahkan bahwa sedikitnya 10 tersangka termasuk pemilik toko itu telah ditahan untuk diinterogasi.

Polisi juga menyita 1.500 kilogram bahan peledak yang mencakup kalium yang digunakan dalam pembuatan mercon, 600 rentetan senapan dan 18 granat tangan dari toko lain di Kota Iqbal, Senin.

Seorang lagi pejabat senior, Ali Nasir Rizvi, mengkonfirmasi serangan dan penangkapan itu, dan menjelaskan bahwa kedua toko tersebut disewakan kepada Mohammad Omar dan polisi sedang berusaha untuk menahan orang itu.

Lahore, kota dengan delapan juta orang di dekat perbatasan Pakistan dengan India, telah menjadi sasaran serangan yang meningkat dari Taliban dan Al Qaida. Serangan kedua kelompok itu di Pakistan telah menewaskan lebih dari 3.000 orang dalam tiga tahun terakhir.

Sebagian besar kekerasan di Pakistan terkonsentrasi di wilayah baratlaut, yang berbatasan dengan Afghanistan, tapi beberapa pengamat memperingatkan bahwa kaum ekstrem bertahan di Punjab, provinsi paling padat penduduknya di Pakistan dan secara politik penting dengan Lahore sebagai ibukotanya.

Delapan serangan telah menewaskan lebih dari 170 orang di Lahore setahun terakhir, kota bersejarah, tempat kegiatan para elit yang menampung banyak lembaga militer dan dinas intelijen Pakistan, yang berpengaruh.(S008/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010