Semarang (ANTARA News) - Sektor perbankan sampai saat ini tidak terpengaruh perdagangan bebas China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA), hal tersebut dapat dilihat dari relatif rendahnya pinjaman yang tidak terbayar (nonperforming loan - NPL), yakni di bawah lima persen.

"Dampak CAFTA belum sampai berpengaruh, misalnya pengurangan tenaga kerja atau pemasaran menurun. Jadi, pengaruh di sektor perbankan belum terlihat," kata Pemimpin Bank Indonesia Semarang Zaeni Aboe Amin di Semarang, Rabu.

Menurut Zaeni, Provinsi Jawa Tengah cukup siap menghadapi perdagangan bebas China-ASEAN. Apalagi, sebenarnya barang-barang China telah masuk ke Indonesia sudah lama.

"Perdagangan bebas sendiri, sudah disosialisasikan sejak lama dan barang-barang China sebenarnya sudah masuk Indonesia sejak tahun 2004," katanya.

Zaeni mengatakan, mereka yang telah siap dengan perdagangan bebas, mengaku tidak terpengaruh. Namun, untuk sektor tekstil dan bahan dari tekstil, alas kaki, serta mainan anak-anak, cukup terpengaruh.

Peran BI Semarang, lanjut Zaeni, lebih pada kerjasama dengan instansi terkait untuk menekan pengaruh CAFTA.

Hasil survei BI Semarang pada Februari 2010 menunjukkan, optimisme responden terhadap membaiknya kondisi perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang terus menguat.

Zaeni mengatakan bahwa optimisme responden tersebut ditunjukkan melalui peningkatan indeks kondisi ekonomi (IKE) saat ini dan indeks ekspektasi konsumen (IEK).

Februari 2010, indeks keyakinan konsumen mengalami peningkatan 7,78 poin dari 113,8 poin pada Januari 2010 menjadi 121,6 poin pada Februari 2010.

Peningkatan indeks keyakinan konsumen tersebut, lanjut Zaeni, disebabkan oleh peningkatan pada IKE sebesar 6,89 poin dari 105,4 menjadi 112,3 poin dan peningkatan IEK sebesar 8,67 poin dari 122,1 poin menjadi 130,8 poin.

Optimisme terhadap kondisi saat ini, tambah Zaeni, disebabkan oleh optimisme terhadap ketersediaan lapangan kerja yang meningkat, meskipun optimisme terhadap peningkatan penghasilan sedikit melemah.

Peningkatan optimisme terhadap ketersediaan lapangan kerja disebabkan oleh minat berwiraswasta atau menciptakan pekerjaan sendiri yang meningkat, perkiraan kondisi perekonomian yang membaik, dan peningkatan kegiatan atau proyek pemerintah dan swasta. (N008/A030)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010