Manila (ANTARA News) - Kesepakatan Dana Iklim memberikan bantuan 400 juta dolar Amerika Serikat melalui program Dana Teknologi Bersih (CTF) bagi panas bumi di Indonesia adalah langkah awal mendorong pemanfaatan energi terbarukan.

Pernyataan itu disampaikan Katherine Sierra, Wakil Ketua Jejaring Pembangunan Berkelanjutan pada Bank Dunia di Manila dan dilaporkan pada Minggu terkait dengan pertemuan Forum Kemitraan Kedua Dana Iklim pada 18-19 Maret 2010.

Dalam pertemuan mengenai Dana Iklim 15-16 Maret di tempat sama disepakati bahwa Indonesia memperoleh dana 400 juta dolar Amerika Serikat untuk pembangunan proyek energi panas bumi untuk meningkatkan akses daya hingga mencapai 90 persen penduduk pada 2020.

Akses listrik di Indonesia saat ini disebutkan hanya mencapai 65 persen dari jumlah penduduk di Indonesia, yang jumlahnya lebih dari 250 juta jiwa dan tersebar di seluruh wilayah negara kepulauan tersebut.

Katherine menyatakan batas waktu 10 tahun (sampai 2020) dan jumlah dana itu merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia mengurangi karbon dengan cara mengalihkan penggunaan energi konvensional menjadi energi terbarukan dan bersih.

Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan potensi besar dalam hal kekayaan energi panas bumi, namun belum banyak dikembangkan.

Dalam jumpa pers terbatas bersama tujuh wartawan yang tergabung dalam Jaringan Wartawan Lingkungan (EJN), Katherine mengungkapkan bahwa selain mempertimbangkan potensi besar panas bumi, pemanfaatan panas bumi di Indonesia dipilih karena teknologinya mudah dan murah dibanding tenaga surya.

Pelaksanaan proyek energi panas bumi di Indonesia itu juga akan menunjukkan pada negara lain dengan potensi serupa untuk mengikuti jejak memanfaatkan potensi sumber energi bersih dan dapat diperbarui.

Mekanisme pemberian Dana Iklim pada umumnya berdasarkan atas permohonan negara penerima bantuan, sedangkan untuk pelaksanaannya melalui proses kajian dalam aspek luas hingga dapat diputuskan, demikian Katherine Sierra.

Tiga negara lain sudah dijanjikan memperoleh bantuan, yaitu Vietnam, Thailand, dan Filipina.

Pertemuan Forum Kemitraan Dana Iklim tersebut berlangsung di markas besar Bank Pembangunan Asia di Manila, diikuti wakil dari sejumlah negara dan lembaga donor, negara penerima bantuan, unsur swasta, wakil lembaga swadaya masyarakat dan penduduk setempat.

(L.M007*D009/B002/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010