Makassar (ANTARA News) - Forum Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (FIMNU) memberi penghargaan kepada Alm. KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai "Tokoh NU Par Exelence", dalam acara Muktamar ke-32 NU di Makassar.

Salah seorang anggota FIMNU, Zuhairi Misrawi di Makassar, Rabu, mengatakan, Gus Dur dinilai telah berjasa membangun NU sebagai gerbong masyarakat sipil dan mendorong tegaknya nilai-nilai kebangsaan.

"Kami akan mengusulkan ke PBNU agar gelar tersebut direspon secara positif dan direalisasikan dalam muktamar," ujarnya.

Dia menjelaskan, salah satu jasa Gus Dur yakni mampu mempertemukan dua arus tradisi, yakni tradisi masa lalu dan tradisi masa kini yang dikenal dengan diktum "al-muhafadzah ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah."

Menurutnya, Gus Dur adalah sosok yang mampu mengejawantahkan diktum tersebut dalam tubuh NU, sehingga NU bisa berperan penting dalam konteks nasional dan internasional.

"Karena diktum itulah, NU tidak terjerumus dalam paham-paham ekstrim dan konsisten pada posisinya sebagai pengawal kebhinekkaan di negara Indonesia," ujarnya.

KH Maman Imanulhaq faqieh menambahkan, pemimpin NU di masa datang harus mampu melanjutkan kepemimpinan Gus Dur yang terpilih pada 1984-2008 dimana saat itu disebut sebagai masa keemasan NU.

Gus Dur, kata dia, telah menghabiskan hidupnya untuk pengabdian kepada umat dan warga melalui jalur struktural dan kultural NU.

Bahkan, pengakuan terhadap jasa-jasa Gus Dur di masa hidupnya tidak hanya diakui oleh umat Islam, tetapi juga oleh agama-agama dan aliran kepercayaan.

"Tapi yang saya sayangkan, pembukaan muktamar tidak memberi apresiasi secara resmi terhadap peran dan jasa besar Gus Dur dalam NU," ujarnya.
(T.KR-AAT/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010