Jakarta (ANTARA News) - Mukthamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-32 yang sedang digelar di Asrama Haji Sudiang, Makassar, mencuatkan nama Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) sebagai kandidat terkuat ketua umum (ketum) PBNU (2010-2015) berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis).

Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid di Jakarta, Kamis (25/3), mengatakan, survei menggunakan metodelogi multistage random sampling terhadap 880 responden di 33 provinsi menempatkan Sholahuddin atau Gus Sholah sebagai Ketua Umum NU yang paling layak dibandingkan dengan kandidat lainnya.

"Responden ini merupakan para Nahdliyin dengan margin error 3 persen dan tingkat keyakinan 95 persen," katanya.

Dalam survei yang dilakukan pada 23-24 Maret, adik kandung almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memperoleh 86,15 persen. Sementara prosentase tertinggi kedua ditempati Ali Maschan Moesa dengan 4,62 persen. Sedangkan kandidat lainnya, seperti Masdar Farid Mas’udi dan Said Aqil Siraj masing-masing memperoleh 3,08 persen dan 1,54 persen.

Kandidat lainnya, Ahmad Bagdja memperoleh 0,00 persen, Slamet Effendi Yusuf responden 0,00 persen dan yang tidak menjawab/tidak tahu 4,61 persen.

Menurut Husin, Gus Sholah dianggap paling layak menjadi pengganti Gus Dur itu karena memenuhi kriteria yang diinginkan responden.

Gus Sholah selama ini memang sudah banyak dikenal luas, baik dari kalangan internal maupun eksternal NU. Untuk kriteria ini sebanyak 31,82 persen responden memilihnya. Gus Sholah juga dianggap jujur dan bijaksana dengan prosentase mencapai 11,82 persen responden.

Selain itu, sosok pilihan Nahdliyin ini Gus Sholah juga dikenal aktif (2,73 persen), loyal (4,55 persen), pemikirannya demokratis (5,54 persen), berpengalaman dan berkualitas (6,36 persen), memenuhi kriteria (6,36 persen), berwawasan luas (6,36 persen), kharsimatik dan berwibawa (7,27 persen), sering bersosialisasi (7,27 persen), mampu memimpin (8,18 persen), dan alasan lainnya (1,62 persen).

Selain mengetahui sosok yang dianggap layak memimpin NU, dari survei juga diketahui harapan para Nahdliyin. Sebanyak 19,51 persen responden menginginkan NU lebih baik lagi dari sebelumnya, menjaga toleransi antarumat beragama menjadi harapan tertinggi kedua dengan 17,07 persen.

Sementara harapan lainnya adalah lebih bijaksana dan bertanggung jawab (12,20 persen), mencerdaskan kehidupan bangsa (10,98 persen), lebih berperan untuk masyarakat (9,76 persen), mementingkan kehidupan masyarakat kecil (7,32 persen), membawa perubahan (13,41 persen), aman dan damai (6,10 persen), dan alasan lainnya (3,66 persen).

Kriteria umum yang harus dimiliki setiap calon ketum yang diinginkan warga NU, mempunyai tegas 15,50 persen, agamis 12,40 persen, jujur dan bijaksana 11,63 persen, beriman dan bertakwa 10,08 persen, menjaga keberagaman umat 8,53 persen, berwawasan luas 8,53 persen, mampu memimpin 8,53 persen, menjadi panutan 6,20 persen, kharismatik dan berwibawa 5,43 persen, punya loyalitas 3,10 persen, dan lainnya 2,33 persen.

Harapan warga terhadap hasil muktamar, NU harus lebih baik dari sebelumnya 18,18 persen, membawa perubahan 15,15 persen, muktamar berjalan lancar 15,15 persen, menjaga toleransi antarumat beragama 12,12 persen, mencerdaskan bangsa 10,61 persen, lebih berperan untuk masyarakat 7,58 persen, mementingkan masyarakat kecil 7,58 persen, menciptakan aman dan damai 7,58 persen dan lainnya 6,06 persen.(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010