Tasikmalaya (ANTARA News) - Seorang wanita gagu yang sempat dirawat di rumah sakit umum daerah Tasikmalaya tewas karena mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya serta sesak nafas yangdiduga dianiaya oleh suaminya.

Perisitiwa naas tersebut menimpa Tina Marlina (24) warga Kampung Cibangun, Kelurahan Ciherang, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, dan sudah dikebumikan, Sabtu pagi setelah dilakukan visum.

Ibu kandung korban, Hj Mumun, usai menggelar pemakaman anaknya, mengatakan, putri kesayangannya itu meninggal dunia pada Kamis (8/4) sekitar pukul 13.00 WIB karena sakit luka yang dideritanya cukup berat.

Apalagi kata Mumun, anaknya yang tidak bisa bicara jelas itu mengalami sesak nafas yang disebabkan dari luka retak bagian atas tulang dada sehingga menghimpit saluran pernafasan.

"Anak saya meninggal dunia karena mengalami luka pukulan benda tumpul, apalagi dibagian dadanya," katanya.

Ia menerangkan peristiwa naas tersebut dari pengakuan anaknya saat dirawat dengan kata isyarat telah disiksa oleh suaminya Karim (23) yang baru nikah dua bulan lalu.

"Katanya nyeri, salaki (suami, bahasa sunda) galak," kata Mumun yang menerangkan kembali ucapan dari anaknya.

Akibat peristiwa itu, keluarga korban akhirnya melaporkan Karim kepada pihak berwajib dan ditangani jajaran kepolisian Polres Ciamis, karena aksi penganiayaan dilakukan di wilayah kabupaten Ciamis.

Sementara itu awal diketahui peristiwa penganiayaan tersebut pada pertengan Maret 2010, Mumun hendak berkunjung ke rumah korban yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat di rumah korban yang dihuni bersama suaminya itu, tidak ada ditempat, bahkan barang-barang yang berada dikamarnya sebagian besar tidak ada.

Mumun bersama suaminya curiga dan melakukan pencarian anaknya hingga menanyakan kepada salah seorang tukang ojeg yang menunjukan Tina pergi bersama suaminya ke Kota Banjar, Jawa Barat.

Mengetahui anaknya pergi bersama suaminya, ke kota Banjar ke rumah orang tua suaminya itu orang tua Tina merasa tenang dan kembali ke rumah.

Beberapa hari kemudian, pada Selasa (6/4) Tina bersama suaminya kembali datang ke rumah, namun kondisi badan Tina tampak memprihatinkan dengan tangan kanannya seperti terkilir dan memar dikedua pipi kanannya.

Orang tua korban tidak menaruh curiga karena pengakuan dari kedua pasangan suami itu luka dibagian tubuhnya karena jatuh saat mengendarai sepeda motor.

Kondisi naas tersebut suaminya tampak resah dan mengajak istrinya membereskan barang-barang di rumah untuk segera kembali pergi.

Namun kata Mumun, Tina tidak diijinkan ikut suaminya, hingga Karim terpaksa pergi sendirian meninggalkan istrinya dengan tergesa-gesa.

"Melihat kondisi anak saya itu saya tidak diijinkan pergi dengan suaminya, saya langsung bawa anak saya untuk dirawat karena takut ada apa-apa," katanya yang saat itu khawatir pada anaknya.

Bermula anaknya dibawa ke tukang pijat karena ada bagian tubuhnya seperti tangan terkilir, kemudian dibawa ke bidan untuk memeriksa kandungan namun hasilnya negatif.

Kemudian, dari saran bidan untuk segera dilakukan perawatan intensif di rumah sakit melihat kondisi badan Tina cukup memprihatinkan.

Keterangan dokter Tina mengalami luka serius dibagian tangan dan tulang dadanya akibat pukulan benda tumpul, dan diduga karena dianiaya.

Di rumah sakit daya tahan tubuhnya semakin lemah, Tina akhirnya menghembuskan nafas terakhhirnya, hingga pihak kepolisian dan tim medis atas ijin orang tua korban untuk dilakukan visum sebagi bukti kekerasan yang menimpanya.

"Saya tidak menyangka anak saya seperti ini," katanya merasa kecewa terhadap perbuatan menantunya yang berprofesi sebagai tukang cilok.
(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010