Washington (ANTARA News) - Kyrgyzstan berada di jurang perang saudara dan terancam menjadi "Afghanistan kedua", kata Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Selasa, seperti diberitakan Reuters.

"Sebagaimana saya pahami, Kyrgyzstan berada di jurang perang saudara," kata Medvedev kepada peserta yang menghadiri ceramahnya di Washington, tempat ia mengikuti pertemuan tingkat tinggi keamanan nuklir global.

Medvedev mengatakan Kyrgyzstan beresiko terbagi dua dan masih berada dalam keadaan tegang setelah pergolakan pekan lalu, yang menggulingkan presiden Kurmanbek Bakiyev dan mendorong terbentuknya pemerintahan sementara.

"Tugas kami adalah membantu rakyat Kyrgyzstan untuk tenang mencari jalan ke luar dari kemelut," ujar Medvedev --yang menyarankan Bakiyev secara resmi mengundurkan diri untuk mengatasi krisis yang ia katakan dapat berkembang menjadi "Afghanistan kedua".

"Tokoh-tokoh politik tertentu hendaknya mengambil keputusan yang bertanggung jawab," kata Presiden Rusia itu dalam ceramahnya di Brookings Institute.

Bakiyev mengatakan pada Selasa ia mungkiin mengundurkan diri jika pemerintah sementara menjamin keselamatannya dan menenangkan situasi, setelah pergolakan yang menentang pemerintahan lima tahunnya di negara Asia Tengah itu.

Kyrgyzstan menyediakan pangkalan udara bagi Amerika Serikat untuk bertempur di Afghanistan.

Sejak meninggalkan ibu kota setelah tentara melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa dalam pergolakan pada Rabu lalu, yang membawa para penentangnya naik ke tampuk kekuasaan, Bakiyev memperingatkan akan adanya banjir darah dan menolak mengundurkan diri.

Ia juga akan mengerahkan para pendukungnya dari bagian selatan negeri itu, yang menjadi bentengnya.

Pemerintah sementara di Kyrgyzstan dipimpim Roza Otunbayeva telah mengatakan bahwa Rusia merupakan sekutu utamanya, yang menimbulkan keragu-raguan mengenai masa depan pangkalan udara Manas, yang disewa AS. Rusia keberatan atas penggunaan pangakalan itu oleh AS.

Medvedev menyatakan bahwa Rusia tidak berada di belakang persekongkolan apa pun untuk mengusir pangkalan AS itu.(M016/C003)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010