Pekanbaru (ANTARA News) - Aparat berwenang masih menyelidiki kematian Prada Jefri Heriyanto Sinaga anggota Pleton 1 Denadhanud Rudal 003 Kodam Jaya dan Korem 031 Wira Bima menegaskan bahwa tewasnya prajurit itu bukan karena serangan jantung.

"Penyebab kematian Prada Jefri masih diselidiki, tidak betul itu pihak kesatuannya mengatakan kematian korban karena serangan jantung," kata Kepala Penerangan Korem 031 Wira Bima, Kapten A Saragih, di Pekanbaru, Senin.

Berdasarkan informasi yang ia terima, pihak Arhanud tidak pernah menyatakan korban meninggal karena serangan jantung. Pernyataan tersebut, lanjutnya, dikeluarkan oleh Dr. Norbert yang menjadi dokter jaga forensik di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Sedangkan, pihak Arhanud kini masih menyelidiki kasus kematian tersebut.

"Tidak mungkin Arhanud menyembunyikan kebenaran. Ini yang mati bukan ayam, tapi tentara yang dibiayai oleh negara," ujar Saragih yang menyatakan mendukung upaya keluarga korban mencari kebenaran mengenai penyebab kematian Prada Jefri.

"Yang harus dipertanyakan adalah mengapa pihak dokter RSCM bisa mengeluarkan pernyataan mengenai penyebab kematian tanpa melakukan autopsi," ujarnya.

Pihak keluarga korban kini membawa jenazah Jefri untuk diautopsi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Keluarga berkeyakinan korban tidak meninggal karena serangan jantung karena melihat banyak bekas luka di pinggangnya yang sudah dijahit, bibirnya pecah, dan ada memar di dadanya.

Sebelumnya pihak keluarga hanya menerima surat keterangan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bahwa kematian Jefri akibat serangan jantung.

Surat tersebut dikirim bersama jenazah Jefri saat tiba di kampung halamannya di RT 01/01 nomor 54, Balik Alam, Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Minggu (18/4) kemarin.

(T.F012/E010/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010