Denpasar (ANTARA News) - Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman biota laut tertinggi di dunia, namun kekayaan jenis biota laut itu masih sedikit yang teridentifikasi karena kekurangan sumber daya manusia yang ahli di bidang taksonomi.

"Padahal dengan mengetahui kekayaan jenis biota laut maka kita dapat melakukan konservasi kekayaan itu," kata Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dr Suharsono pada workshop "Taksonomi Kelautan Indonesia" di Bali, Selasa.

Saat ini, pemanfaatan laut dan biota yang makin intensif dan tak ramah lingkungan, kerusakan terumbu karang serta perubahan iklim mengancam keragaman hayati laut sehingga membuat banyak jenis biota laut yang punah sebelum dapat dideskripsikan dan diungkap secara ilmiah.

Oleh karena itu, ujarnya, perlu diciptakan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang taksonomi untuk memenuhi kebutuhan ini.

"Kita hanya punya sekitar 20 taksonom kelautan dan sebagian di antaranya sudah sepuh padahal tantangan ke depan semakin bertambah," katanya.

Ia mengatakan taksonomi kelautan merupakan alat untuk mendeskripsikan dan mendokumentasikan biota laut menjadi data terdokumentasi untuk memperkirakan keanekaragaman suatu perairan.

"Dengan banyak biota laut terungkap, maka akan dihasilkan terhimpunnya `database` yang menggambarkan potensi sumber daya perairan laut Indonesia," katanya.

LIPI bekerja sama dengan Conservation International (CI) Indonesia telah melatih berbagai kalangan yang berminat mendalami taksonomi, lalu dilanjutkan dengan Ekspedisi Kerja Sama Penelitian Indonesia-Belanda ke perairan Ternate.

Sementara itu pakar taksonomi kelautan Dr Mark Erdmann mengatakan taksonomi adalah dasar dari konservasi sehingga taksonomi sangat penting.

"Tanpa taksonomi tidak bisa ditentukan dimana ada endemik, dimana ada biota langka yang menjadi dasar penentuan suatu kawasan konservasi laut," katanya.(D009/E011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010