Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap tercapainya suatu solusi politik yang baik, damai, demokratis, dan sesuai dengan hukum di Thailand, pascabentrokan yang mewarnai Bangkok beberapa hari yang lalu.

Harapan itu, menurut Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal, disampaikan Presiden Yudhoyono saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis.

"Presiden setelah mendengar penjelasan Menlu Thailand berharap dapat dicapai suatu solusi politik secara baik, damai, demokratis dan sesuai dengan rule of law," kata Dino.

Kepala Negara, kata Dino, juga mengharapkan agar komunikasi dapat terus dijaga antara kedua pemerintah di masa mendatang.

Menurut Dino, Presiden Yudhoyono --yang selalu mengikuti perkembangan di Thailand baik dari laporan KBRI Bangkok atau media-- mengemukakan bahwa Indonesia menghormati kedaulatan Thailand.

Sebelumnya, pasca peristiwa bentrokan yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa di Bangkok, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keprihatinan terhadap situasi politik dan krisis di negeri gajah putih itu.

Pemerintah Indonesia berharap konflik dapat ditangani dengan baik dan demokrasi serta hukum dapat ditegakkan.

Dalam pertemuannya dengan Presiden, Kasit yang sedang melakukan perjalanan keliling Asia Tenggara mengatakan bahwa konflik yang terjadi di Thailand saat ini bukan lagi konflik antara dua partai politik tapu sudah menjurus menjadi konflik yang lebih besar.

"Antara kelompok yang loyal dengan sistem konstitusional monarki, sistem kerajaan yang sekarang sedang berlaku, dengan kelompok yang punya agenda berbeda yang ingin mengubah sistem kenegaraan," kata Dino mengutip penjelasan Kasit.

Dari pengamatan Menlu Kasit, lanjut Dino, berdasarkan situasi di lapangan maka konflik akan terus berlangsung dan kecenderungannya makin mengeras.

Pascabentrokan berdarah antara kelompok baju merah pendukung perdana menteri yang digulingkan Thaksin Shinawatra dengan pasukan keamanan Thailand awal April ini, di Bangkok muncul serangkaian bentrokan yang lain termasuk sejumlah ledakan granat atau bom tangan.

Sejumlah negara telah meminta kedua belah pihak untuk menahan diri agar tidak terjadi bentrokan lain yang menimbulkan jatuh korban lebih banyak.

Ketegangan politik di Thailand bermula dari kudeta militer tak berdarah untuk menggulingkan Thaksin Shinawatra pada 2006 dan aksi unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh kelompok baju kuning penentang Thaksin yang memblokir dua bandara utama di Bangkok.

(T.G003/A041/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010