Serang (ANTARA News) - Kalangan pengusaha di Provinsi Banten meminta pemerintah menunda rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) karena akan kian membebani industri yang tengah bersaing dengan masuknya produk-produk China pascapemberlakuan perdagangan bebas, ACFTA.

Pengusaha dan industri akan menghadapi beban berat apabila kenaikan TDL jadi diberlakukan Juli mendatang, sementara mereka tengah menghadapi persaingan produk-produk dari China, kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Banten, Dedi Djunaedi, di Serang, Rabu.

"Tentunya kami sangat keberatan, karena ditengah persaingan menghadapi produk China memasuki ACFTA. Kini dihadapkan pada rencana kenaikan TDL pada Juli 2010 mendatang," kata Dedi Djunaedi.

Ironis, ketika industri sedang menghadapi sebuan produk China pascapemberlakukan perdagangan bebas (Asean-China Free Trade Area), pemerintah justru akan menaikkan TDL sebesar 10 persen yang membuat biaya yang dikeluarkan perusahaan naik.

Menurut Dedi, perusahaan-perusahaan dikhawatirkan akan semakin tidak bisa bersaing ditengah serbuan produk-produk China tersebut, karena harus menanggung biaya produksi yang semakin besar.

"Jika melakukan efesiensi dengan melakukan pengurangan buruh atau karyawan, akan semakin memperparah situasi ekonomi. Oleh sebab itu perusahaan dipaksa harus mampu bertahan," kata Dedi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu di Jakarta beberapa hari lalu menyatakan, kenaikan TDL pada semester kedua tahun ini akan diberlakukan meskipun anggaran subsidi listrik akan dinaikan sebesar Rp16,7 triliun dalam RAPBNP 2010.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010