Kuala Lumpur (ANTARA News) - "Tinggalkan perbedaan, saatnya menjadi satu dalam kata, niat, semangat dan target." Kalimat tersebut tertulis dalam akun jejaring sosial facebook milik Taufik Hidayat, sehari sebelum tim Piala Thomas dan Uber Indonesia bertolak ke Kuala Lumpur.

Jelas yang dimaksud satu-satunya pemain dalam tim yang pernah memenangi Piala Thomas itu adalah, tim harus bersatu di atas perbedaan yang ada untuk berjuang menghadapi turnamen yang Indonesia pernah jaya di dalamnya.

Salah satu perbedaan yang nyata dalam tim Piala Thomas Indonesia kali ini adalah masuknya sejumlah pemain dari luar Pelatnas.

Meski sah-sah saja, mungkin inilah untuk pertamakalinya sepanjang sejarah Pelatnas, separuh anggota tim Thomas Indonesia adalah pemain dari luar Pelatnas.

Dari 10 pemain yang memperkuat tim, lima di antaranya adalah pemain yang sudah berkarir secara profesional yakni Taufik, Markis Kido, Hendra Setiawan, ditambah Alvent Yulianto, dan Hendra Aprida Gunawan.

Bahkan dalam simulasi yang digelar di Solo, 25 April lalu, perbedaan itu diangkat sebagai tema pertandingan, "Tim Pelatnas melawan Nonpelatnas".

Tentu saja tidak mudah untuk menyatukan perbedaan itu untuk menjadi tim yang solid dan kompak. Program latihan dan jadwal kegiatan yang berbeda adalah contoh kecil masalah yang timbul.

Saat namanya disebut-sebut akan masuk ke dalam tim, Taufik Hidayat langsung menyerahkan daftar kegiatan yang sudah ia susun jauh-jauh hari. "Saya tidak mau nanti disalahkan jika tidak bisa mengikuti kegiatan yang dibuat tim karena saya punya kegiatan lain. Makanya saya langsung memberi tahu apa saja kegiatan saya yang sudah terprogram," katanya.

Juara Olimpiade Athena itu hampir tidak bisa mengikuti Simulasi di Solo karena pada saat yang sama berlangsung kejuaraan pelajar yang harus ia hadiri, meskipun akhirnya masalah itu bisa diatasi dan ia bisa bergabung bersama tim.

Begitu pula pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan. Mereka tidak bisa langsung bergabung dengan tim untuk latihan bersama karena mereka terikat kontrak dengan pihak sponsor untuk mengikuti Sirkuit Nasional.

Belum berubah

Disamping perbedaan itu, ada persamaan antara tim Thomas kali ini dengan sebelumnya, yakni andalan tunggal putra tidak berubah.

Sejak 2004, ketika Indonesia menjadi tuan rumah, tunggal putra terus-menerus mengandalkan Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso.

Hanya tunggal keempat, atau cadangan lah yang berubah. Jika pada 2004 Indonesia membawa Wimpie Mahardi, pada 2006 tim mengusung Markus Wijanu dan dua tahun lalu di Jakarta, Tommy Sugiarto mengisi posisi tersebut.

Kali ini, Dinysius Hayom Rumbaka, pemain yang baru Maret lalu menghuni Pelatnas, bergabung dengan Taufik, Sony dan Simon sebagai tunggal keempat.

Menurut Ketua Sub Bidang Pelatnas PB PBSI, Christian Hadinata, hal itu disebabkan karena selama ini Indonesia selalu mengutamakan prestasi dalam setiap kejuaraan sehingga pemain yang dikirim selalu yang senior.

"Regenerasi menjadi terputus," ujar Christian.

Kondisi itu, kata dia, harus segera diubah dengan lebih sering mengikutsertakan pemain-pemain muda dalam kompetisi-kompetisi yang sesuai dengan tingkatannya. "Jangan sekali kalah langsung tidak dikirim lagi," katanya.

Berbeda dari tunggal, sektor ganda lebih bervariasi. Selain Alvent yang sudah berpengalaman sejak 2004, ada Markis Kido dan Hendra Setiawan yang sudah memperkuat tim sejak 2006 meskipun waktu itu masih sebagai ganda ketiga.

Sementara Nova Widianto dan Hendra AG memperkuat tim untuk keduakalinya setelah dua tahun lalu juga mereka masuk di dalam tim.

Mohammad Ahsan yang tahun lalu memperkuat tim Piala Sudirman dan bersama Nova menjadi penentu kemenangan tim Indonesia di SEA Games Laos, untuk pertamakalinya tampil di Piala Thomas.

Apapun kondisinya, sebagai juara 13 kali dan pemegang rekor lima kali juara berturut-turut, tim Indonesia tetaplah tim yang disegani dan diperhitungkan dalam kejuaraan beregu paling bergengsi tersebut, sekali pun mereka berangkat tanpa bekal satu pun gelar sejak awal tahun.

Berikut ini susunan tim Piala Thomas Indonesia:

Tunggal: Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Dionysius Hayom Rumbaka

Ganda: Markis Kido, Hendra Setiawan, Alvent Yulianto, Hendra Aprida Gunawan, Nova Widianto, Mohammad Ahsan.(*)
(T.F005/I015/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010