Pasuruan (ANTARA News) - Pondok Pesantren Ngalah, Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu, menanam 5.000 pohon di kawasan sumber air Sempol, Cowek, Purwodadi untuk menjaga bumi dengan spiritual dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-102.

Ketua Panitia, Kholid Murtadlo, menjelaskan kegiatan tersebut disebut "untuk menjaga bumi dengan spritual" karena penanaman pohon dilakukan oleh sejumlah pejabat dan warga lintas agama, yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Penanaman pohon yang diawali oleh Bupati Pasuruan, Dade Angga, itu dilakukan untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan oleh Pesantren Ngalah, Universitas Yudarta Purwosari, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Timur.

Selain itu, Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Jawa Timur, Parisada Hindu Dharma (PHDI) Jawa Timur, Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Jawa Timur, Keuskupan Jawa Timur (Malang dan Surabaya), serta Komisariat Daerah Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Komda MATAKIN) Jawa Timur.

"Kegiatan yang diawali dengan gerakan menanam 5.000 batang bibit pohon di sekitar sumber mata air di Sempol, Cowek, Purwodadi akan dilanjutkan dengan seminar dan gelar budaya antarumat beragama di Pondok Pesantren Ngalah dan Universitas Yudharta Purwosari, Pasuruan, Sabtu (22/5)," kata Murtadlo.

Menteri Agama Suryadharma Ali dijadwalkan menjadi pembicara utama dengan narasumber antara lain Nyai Hj Shinta Nuriyah Wahid, Rev Jasper Slop (Belanda), I Gede Erata (Ketua PHDI Pusat), dan Chandra Setiawan (Mantan Ketua MATAKIN Pusat).

Selain itu, Sudhamek AWS (Ketua MBI Pusat), Romo Beny Susetyo (Sekretaris Eksekutif Komisi HAAK - KWI Pusat), dan KH Said Agil Siradj (Ketua Umum PBNU).

Sebelum seminar yang dibuka Gubernur Jatim Soekarwo itu, kedatangan para peserta akan disambut atraksi Barongsai dari Klenteng Tjoe Tik Kiong Kota Pasuruan.

Selain itu, peserta akan menyanyikan lagu "Indonesia Raya" dan dan "Padamu Negeri" yang akan dibawakan oleh Kelompok Paduan Suara Serumpun Bambu Lintas Agama Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan juga akan diselingi atraksi drama multikultural dan tarian Bali yang akan dibawakan para seniman tari dari Sanggar Sekehe Gong Shanti Swara, Juanda Surabaya.

Acara pembukaan seminar akan ditutup dengan doa bersama antarumat beragama untuk keselamatan bangsa, serta untuk mengenang Gus Dur yang akan dipimpin oleh I Gede Anom.

Sementara itu, Ketua Jam`iah Thariqah al Mu`tabarah al Nahdliyah Indonesia, Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, akan membacakan "Ikrar Kebangsaan" dalam acara itu.

Inti dari Ikrar Kebangsaan adalah para tokoh agama dan pejabat wajib mempertahankan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia di bawah naungan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta mencerdaskan dan menciptakan kehidupan yang damai, adil, dan sejahtera.
(T.KR-MSW/E011/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010