Sebab produk kemasan akan menjadi daya saing suatu produk terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat atau consumer goods dan produk ritel
Jakarta (ANTARA) - Emiten produsen kemasan PT Satyamitra Kemas Lestari (Tbk) optimistis bisnis perseroan yaitu kemasan akan semakin prospektif pada 2021.

Direktur Utama SMKL Ang Kinardo meyakini bisnis kemasan akan berkembang terkait pemerintah telah menunjuk sejumlah industri sebagai prioritas bagi revolusi Industri 4.0. Sektor itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif dan biokimia, serta sektor elektronik.

"Belum lagi dukungan dari pertumbuhan kelas menengah di tahun-tahun mendatang juga akan memperkuat pasar,.sehingga prospek perseroan di masa mendatang akan berjalan seiring dengan pertumbuhan sektor-sektor tersebut," ujarnya saat jumpa pers secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan tekstil dan busana selama ini menyumbang 60 persen terhadap PDB manufaktur, sektor otomotif yang menyumbang 65 persen, sektor biokimia dan elektronik yang telah menyerap 60 persen pekerja sektor manufaktur.

Baca juga: Kemenperin dorong pelaku IKM bikin desain kemasan yang keren

Baca juga: Kemenperin: Desain kemasan produk IKM perlu sesuai protokol kesehatan


"Industri kemasan yang menjadi produk perseroan, akan memiliki peranan penting bagi sektor-sektor tersebut. Sebab produk kemasan akan menjadi daya saing suatu produk terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat atau consumer goods dan produk ritel," kata Ang Kinardo.

Sepanjang Januari-Juni 2020 penjualan SMKL hanya mencapai Rp832,47 miliar (60.017 ton), turun sedikit jika dibandingkan pada periode yang sama pada 2019 sebesar Rp918,69 miliar (60.437 ton).

Laba sebelum pajak perseroan mengalami lonjakan menjadi Rp20,14 miliar pada Januari-Juni 2020 dibandingkan Rp765,35 juta yang diperoleh pada periode yang sama pada 2019.

Perseroan memperkirakan penjualan pada semester II-2020 akan naik sedikit menjadi Rp850 miliar (62.000 ton) dari Rp832,47 miliar (60.437 ton), Sehingga penjualan selama 2020 diproyeksikan akan mencapai Rp1,68 triliun.

Baca juga: Presiden Jokowi: Ekonomi Indonesia sudah lewati titik terendahnya

Baca juga: Perekonomian RI mulai membaik, Gubernur BI: Masa kritis sudah berlalu


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020