Batam (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap dengan disahkannya PP No.2/2009 maka tidak ada lagi faktor-faktor penghambat upaya mewujudkan Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ) Batam, Bintan dan Karimun (BBK).

"Saya tidak ingin dengan keluarnya PP (No.2/2009) masih ada hal-hal yang tumpang tindih yang menghambat cita-cita untuk menjadikan kawasan ini (Batam, Bintan, Karimun) kompetitif dan produktif," kata Presiden dalam dialog dengan para pengusaha Indonesia dan Singapura di Resort Pulau Turi, Batam, Senin.

Presiden Yudhoyono telah menandatangani PP No.2/2009 tentang juklak kepabeanan, perpajakan dan cukai serta pengawasan dan pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah ditunjuk sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang mulai berlaku 19 Januari 2009.

PP itu menjadi payung pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun yang merupakan pelaksanaan amanat UU serta dalam upaya  mewujudkan komitmen bersama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi,  perdagangan, investasi, industri dan pariwisata.

"Pada gubernur Kepulauan Riau lakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengintensifkan semua kegiatan investasi di wilayah ini termasuk keamanannya, wujudkan situasi yang kondusif," katanya.

Kepala Negara juga meminta agar pemda dapat memangkas proses perizinan agar lebih singkat, efisien dan ringkas.

Lebih lanjut Presiden menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir sejak  Juni 2006 untuk kawasan Batam, Bintan dan Karimun telah ditetapkan target peningkatan ekspor sebesar dua kali lipat nilai pada 2005 sebesar 6,2 miliar dolar AS, investasi asing akumulatif sebesai 1 miliar dolar AS dan menciptakan lapangan kerja bagi 130 ribu orang.

Sementara itu Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah mengatakan bahwa Batam, Bintan dan Karimun telah menjadi daerah tujuan bisnis di dunia karena lokasinya yang strategis, kepastian hukum, insentif menarik, infrastruktur moderen, fasilitas dan biaya investasi yang bersaing, dan dukungan penuh pemerintah.

Dalam beberapa waktu terakhir pertumbuhan investasi asing di Batam, Bintan dan Karimun menunjukkan peningkatan yang signifikan terutama setelah adanya kesepakatan kerjasama ekonomi Indonesia-Singapura pada Juni 2006 yang diikuti dengan pembentukan kawasan ekonomi khusus Batam, Bintan, dan Karimun yang kemudian diubah menjadi FTZ.

Batam merupakan salah satu daerah industri dengan pertumbuhan ekonomi 8,1 persen tahun lalu. Pada 2008, total investasi asing di Batam mencapai 9,34 miliar dolar AS.

Bintan, di mana ibukota Tanjungpinang berada, adalah salah satu daerah  tujuan wisata favorit di Kepulauan Riau yang mampu menarik sedikitnya 42 ribu wisatawan asing setiap bulannya.

Karimun adalah sebuah kawasan yang menawarkan peluang bisnis dengan dukungan lokasi yang strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional.

Turut mendampingi Kepala Negara adalah Ibu Ani Yudhoyono, Mendagri Mardiyanto, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Mendag Mari Pangestu, Menbudpar Jero Wacik, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Mensesneg Hatta Rajasa.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009