Melbourne (ANTARA) - Negara bagian terpadat Australia, New South Wales (NSW), mencatat 30 kasus COVID-19 baru pada Minggu, sementar awabah di pinggiran pantai utara Sydney terus meningkat.

Sekitar seperempat juta orang berada dalam penguncian ketat, yang diberlakukan mulai  Sabtu (19/12) hingga Malam Natal, dan kasus di klaster pantai utara yang ditemukan berjumlah sekitar 70 orang.

Beberapa kasus saat ini masih dalam penyelidikan.

Pada Minggu, Kepala Pemerintahan NSW Gladys Berejiklian mengatakan pertemuan publik di seluruh Sydney akan dibatasi, demikian pula dengan pertemuan keluarga yang hanya boleh dihadiri maksimal 10 orang dan tempat pertemuan di perhotelan maksimal  300 peserta.

"Polisi akan lebih banyak berpatroli untuk memastikan bahwa setiap orang melakukan hal yang benar untuk menjaga kita semua tetap aman," kata Berejiklian pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

Dia juga mendesak masyarakat di wilayah Sydney raya untuk memakai masker di tempat publik, meskipun itu tidak wajib.

Pihak berwenang tidak tahu asal mula virus di kasus pantai utara, yang menurut pengujian genom adalah galur COVID-19 AS.

"Kami prihatin karena para ahli kesehatan belum mengidentifikasi bagaimana klaster itu ditularkan ke masyarakat," kata Berejiklian.

Hingga pekan ini, Australia telah melewati lebih dari dua minggu tanpa transmisi lokal dan telah mencabut sebagian besar pembatasan menjelang Natal.

Namun, wabah di Sydney mendorong negara-negara bagian dan teritori untuk memberlakukan kembali pembatasan perbatasan, membuat rencana perjalanan liburan ribuan keluarga menjadi kacau balau.

Sumber : Reuters

Baca juga: Negara bagian Australia berlakukan pembatasan perbatasan

Baca juga: Ganggu diagnosis HIV, Australia batalkan pengembangan vaksin COVID-19

Baca juga: Setelah lima bulan, Melbourne buka penerbangan internasional


 

Menlu Retno dorong kolaborasi obat dan vaksin COVID-19 ASEAN-Australia

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020