Jakarta (ANTARA News) - Pasangan ganda campuran Vita Marissa dan Hendra Aprida Gunawan berharap PB PBSI lebih terbuka mengenai tidak terdaftarnya mereka untuk turnamen Super Series Indonesia Terbuka yang akan berlangsung di Jakarta, 22-27 Juni.

"Saya berharap PBSI lebih terbuka mengenai apa yang terjadi," ujar Vita dalam temu pers di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya diberitakan bahwa Vita, Hendra dan Alvent yang sedianya akan berpasangan dengan Hendra sebagai ganda putra, tidak terdaftar dalam Indonesia Terbuka sekalipun mereka sudah mendaftarkan diri melalui PBSI pada 4 Mei.

"Saya kecewa sekali tidak bisa tampil di Indonesia Terbuka, padahal saya mendaftar untuk Indonesia Terbuka bersamaan dengan Singapura Terbuka dan jauh-jauh hari, untuk Singapura masuk tetapi Indonesia tidak. Anehnya pada ganda putri dengan pemain Thailand Saralee Thoungthongkam, saya masuk," kata Vita.

"Kami minta pertanggungjawaban dari PBSI atau siapa pun yang tidak mendaftarkan kami ke Indonesia Terbuka," kata Vita yang didampingi Hendra dan pelatih mereka Chafid Yusuf.

Vita yang saat ini berperingkat empat dunia pada ganda campuran bersama Hendra, mengaku sangat dirugikan dengan tidak tampil di Indonesia Terbuka, karena selain peringkatnya terancam turun, mereka juga terikat perjanjian dalam klausul kontrak dengan pihak sponsor Yonex.

"Menurut kontrak, ada beberapa turnamen yang wajib kami ikuti di antaranya Malaysia, Jepang, All England dan Indonesia Terbuka, dan kalau kami tidak ikut akan dikenai penalti. Selain itu, pada akhir tahun kami juga harus masuk ke Final Super Series," paparnya.

Menurut Vita, pihak sponsor akan menjatuhkan penalti lebih dari 2.000 dolar AS sedangkan Hendra akan kehilangan lima persen dari nilai kontrak yang diterimanya.

Adapun Chafid Yusuf mengatakan, Pengda yang membawahi para pemain akan mengirimkan surat kepada Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso berkaitan dengan masalah tersebut.

Sementara itu, perwakilan Yonex di Indonesia, Berry Tamba, mengakui bahwa benar ada klausul mengenai penalti dalam kontrak dengan ketiga pemain tersebut.

"Klausul penalti memang ada, namun karena kasus seperti ini baru pertamakali terjadi, kami masih akan melihat duduk persoalannya, tidak serta merta menjatuhkan vonis. Kami akan tanyakan dulu hal musababnya," katanya.

Karena persoalan yang terjadi antara ketiga pemain dengan PBSI, ia berharap mereka menyelesaikan masalah tersebut terlebih dahulu. "Karena ini masalah antara PBSI dengan pemain, biar mereka selesaikan dulu masalahnya, kami tidak mau ikut campur," kata Berry.(*)
(T.F005/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010