Sedangkan, sebanyak 75 persen dari laba bersih tahun lalu atau senilai Rp2,46 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan
Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyetujui pembagian dividen sebesar Rp820,1 miliar atau 25 persen dari laba bersih tahun buku 2020.

"Sedangkan, sebanyak 75 persen dari laba bersih tahun lalu atau senilai Rp2,46 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di Jakarta, Senin.

Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah yang sebesar 60 persen, maka BNI akan menyetorkan dividen Rp492,58 miliar ke rekening kas umum negara.

Adapun dividen bagian publik atas kepemilikan 40 persen saham senilai 327,52 miliar akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan kepemilikannya masing-masing.

Direksi perseroan dengan hak substitusi akan menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2020 sesuai dengan ketentuan.

Manajemen perseroan juga telah mengambil sejumlah langkah, strategi dan kebijakan yang bertujuan untuk mempertahankan kinerja di tengah kondisi yang cukup sulit ini.

Komisaris secara konsisten turut pula mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank pada 2020, antara lain melalui evaluasi terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB) serta kinerja keuangan pada 2020.

Royke menambahkan, para pemegang saham mendukung sepenuhnya berbagai kebijakan strategis yang diambil pada 2021 dalam menghadapi tantangan dan dinamika bisnis yang cepat.

Adapun kebijakan-kebijakan strategis itu adalah meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko, meningkatkan digital capability dalam memenuhi kebutuhan nasabah, dan meningkatkan ekspansi bisnis secara berkelanjutan.

"Selanjutnya adalah meningkatkan CASA dan fee based income melalui peningkatan transaksi, optimalisasi jaringan dan bisnis internasional dengan memperkuat kerjasama partnership, dan optimalisasi kontribusi perusahaan anak, serta optimalisasi human capital dalam mendukung bisnis bank," ujar Royke.

Dalam RUPS Tahunan tersebut, pemegang saham juga memutuskan untuk mengangkat Erwin Rijanto Slamet yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia menjadi Komisaris Independen menggantikan Joni Swastanto yang telah berakhir masa jabatannya.

Dengan keputusan RUPS Tahunan ini, maka susunan komisaris dan direksi BNI menjadi:

- Komisaris Utama/ Komisaris Independen Agus DW Martowardojo,
- Wakil Komisaris Utama/ Komisaris Independen Pradjoto,
- Komisaris Independen Sigit Widyawan,
- Komisaris Independen Septian Hario Seto,
- Komisaris Independen Asmawi Syam,
- Komisaris Independen Iman Sugema,
- Komisaris Independen Erwin Rijanto Slamet,
- Komisaris Askolani,
- Komisaris Ratih Nurdiati,
- Komisaris Susyanto.

- Direktur Utama Royke Tumilaar,
- Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati,
- Direktur Keuangan Novita Widya Anggraini,
- Direktur Manajemen Risiko David Pirzada,
- Direktur Treasury & International Henry Panjaitan,
- Direktur Bisnis Konsumer Corina Leyla Karnalies,
- Direktur Bisnis UMKM Muhammad Iqbal,
- Direktur IT dan Operasi YB Hariantono,
- Direktur Human Capital dan Kepatuhan Bob Tyasika Ananta,
- Direktur Hubungan Kelembagaan Sis Apik Wijayanto,
- Direktur Corporate Banking Silvano W. Rumantir, dan
- Direktur Layanan dan Jaringan Ronny Venir.

Baca juga: BNI dukung sinergi percepat pemulihan ekonomi dan reformasi struktural

Baca juga: BNI siap terbitkan obligasi 500 juta dolar AS untuk perkuat modal

Baca juga: BNI beri diskon dalam Travel Fair 26 Maret-3 April 2021

Baca juga: BNI gelar akad KPR massal bersama Perumnas

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021