Denpasar (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap bertahan menyelesaikan menyaksikan pagelaran sendratari kolosal "Anggada Duta" di panggung terbuka ArtCenter, Denpasar, Bali, Sabtu malam, sekalipun hujan turun.

Sendratari kolosal itu menandai pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-32, yang berlangsung selama satu bulan.

Hujan sebetulnya sudah mulai turun rintik-rintik ketika Gubernur Bali I Made Mangku Pastika membacakan sambutannya namun kemudian berhenti.

Ia sempat mengajak seluruh penonton untuk turut berdoa agar hujan tidak turun selama acara.

Ketika ratusan penonton yang menyaksikan sendratari tersebut mulai bernafas lega dan kembali mengikuti jalannya acara, tiba-tiba hujan kembali turun.

Rintik hujan semakin rapat ketika memasuki adegan penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana.

Sekitar 15 menit kemudian, ketika memasuki adegan Rahwana membujuk Anggada untuk mengkhianati Rama, intensitas rintik hujan semakin rapat dan sebagian penonton mulai beranjak dari tempatnya terutama yang membawa anak-anak sedangkan sisanya duduk gelisah di tempatnya masing-masing.

Pada kesempatan itu ajudan Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono bergerak menghampiri Presiden untuk menyiapkan payung namun Presiden menolak dan terus menyaksikan pagelaran itu dibawah hujan.

Sepanjang sisa acara, sekitar 20an menit, para menteri yang turut mendampingi Presiden juga tidak tampak membuka payung.

Seusai acara, Kepala Negara dan Ibu Ani yang malam itu mengenakan pakaian tradisional Bali berfoto dan bercakap-cakap dengan para pendukung acara.

Pagelaran sendratari kolosal "Anggada Duta" itu ditutup dengan adegan berakhirnya pemberontakan Anggada pada Rama.

Kisah Anggada Duta merupakan penggalan kisah Ramayana. Anggada adalah utusan Raja Rama untuk mengambil Dewi Sinta yang diculik Rahwana. Namun Anggada berhasil dibujuk Rahwana untuk memberontak pada Rama.,

Namun akhirnya Anggada berhasil disadarkan dan kembali membantu Rama merebut kembali Dewi Sinta.(*)
(G003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010