Banjarmasin (ANTARA News) - Usaha kain sasirang di Banjarmasin terancam bangkrut akibat imbas dari disepakatinya kawasan perdagangan bebas perhimpunan bangsa Asia Tenggara dengan China (ASEAN-ACFTA) pada Januari 2010.

Salah seorang perajin sasirangan, Eva, di Banjarmasin, Selasa, mangatakan bahwa untuk saat ini usaha belum merasakan dampaknya dari ASEAN dan China Agremen Free Trade Agrement (ACFTA).

Namun, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan usaha kain sasirangan akan gulung tikar manakala ACFTA terus berkembang tanpa adanya antisipasi yang cermat dan tepat dari pemerintah.

Ia mengemukakan, jika sebelumnya Jepang memesan kerajinan kain sasirangan khusus di tempatnya sebanyak 80 lembar seharga Rp. 350.000 per lembar, maka berpindahnya pasar Jepang ke Chinabakal membuat bisnisnya terhenti sama sekali.

Oleh karena itu, ia mengharapkan, pemerintah setempat harus menanggapi serius agar usaha-usaha mikro di wilayah Kalsel tidak mati perlahan-lahan, apalagi kain sasirangan merupakan salah satu ciri khas Kalsel.

Ia mengemukakan, ACFTA mulai membuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kalsel kini mulai gelisah terhadap dampak dari perdagangan bebas antar-negara ASEAN dan China.

"Kami mulai khawatir produk-produk dari UMKM tidak bisa bersaing dengan produk-produk dari negara China nantinya," katanya menambahkan.

Sementara itu, Wakil Ketua UMKM Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Sandiaga S. Uno, di Banjarmasin, mengungkapkan bahwa untuk membentengi dampak dari ACFTA tersebut, maka Kadin pusat akan melakukan langkah penguatan pasar domestik.

Penguatan pasar domestik itu nantinya dilakukan dengan cara penggantian lebel produk luar negeri dengan lebel Indonesia.

Ia juga mengimbau kepada para pelaku usaha mikro untuk tidak khawatir akan dampak dari ACFTA, karena dampak ACFTA hanya akan berpengaruh terhadap daerah yang tidak mempunyai hasil sumber daya alam.

Sandiaga juga mengingatkan, ancaman ACFTA merupakan ancaman serius yang paling nyata terhadap bangsa, maka dalam melawan ACFTA itu, kita harus tetap bisa menggunakan dan mencintai produk-produk dalam negeri, katanya.
(T.KR-GW/M012/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010