Bishkek (ANTARA News) - Kyrgyzstan pada hari Jumat  menuduh seorang kemenakan laki-laki bekas presiden Kurmanbek Bakiyev telah mengorganisir bentrokan etnik mematikan di bagian selatan negara itu.

Sanjar Bakiyev telah mengaku bahwa ia "terlibat dalam mengorganisir penyitaan bangunan-bangunan pemerintah dan menggerakkan bentrokan antaretnik," kata wakil mendagri pertama, Melis Turganbayev, dalam komentar yang disiarkan televisi seperti dikutip AFP.

Kyrgyzstan juga sudah menuduh mantan presiden Bakiyev, yang dijatuhkan dalam kerusuhan April lalu, telah menyuap "para provokator" untuk menghasut bentrokan antara etnik Kyrgyz dan Uzbek itu. Bakiyev, yang sekarang dalam pengasingan di Belarus, membantah keterlibatannya.

Menteri dalam negeri, Bolot Sher, memberitahu wartawan a bahwa Sanjar Bakiyev, 25, telah ditangkap dalam operasi khusus setelah mengadakan "perlawanan serius".

"Pemerintah yakin dan bukti tidak dapat dibantah akan peran pentingnya dalam mengorganisir kerusuhan," kata penjabat menteri itu.

"Bentrokan itu merupakan kekerasan etnik terburuk yang melanda negara miskin tersebut sejak negara itu memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet hampir dua dasawarsa lalu.

Sedikitnya 264 orang telah tewas, menurut kementerian kesehatan. Tapi beberapa pejabat mengakui bahwa banyak orang tewas yang tidak tercatat, dan mengatakan, korban tewas sebenarnya mungkin jauh lebih besar. Selain korban tewas, lebih dari 1.000 orang menurut laporan juga terluka.Puluhan ribu orang juga terpaksa melarikan diri dari rumah mereka.(S008/M014)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010