Jakarta (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) menyampaikan bahwa industri mebel dan kerajinan tetap hidup bahkan menghasilkan devisa bagi negara di saat pandemi COVID-19 melanda tanah air.

“Sampai saat ini industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis, karena industri ini didukung oleh local content yang cukup besar,” kata Ketua Presidium Himki Abdul Sobur lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.

Sobur menyebut, industri mebel dan kerajinan nasional adalah industri yang sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi sedang krisis dan menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja.

Industri mebel dan kerajinan juga dipercaya akan terus mengalami pertumbuhan. Hal itu terlihat pada tabel pertumbuhan ekspor 2020 yang menunjukkan bahwa meskipun terjadi wabah Pandemi COVID-19 tetapi industri ini terus tumbuh, terutama ke pasar Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan 200 juta dolar AS.

Baca juga: Pacu kerajinan dan batik, Innovating Jogja 2021 siap digelar

Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki, lanjut Sobur, bisa dikelola dengan baik, Indonesia bisa menjadi pemimpin untuk industri mebel dan kerajinan di Kawasan Regional ASEAN.

“Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini bisa menjadi industri yang tangguh,” pungkas Sobur.

Sementara itu, Ketua DPD Himki DI Yogyakarta Ruslam Aji mengatakan, di era digital ini HIMKI DIY bertekad memanfaatkan era teknologi digital ini secara maksimal dan memungkinkan UKM/IKM yang mampu bersaing secara global.

Baca juga: Industri mebel dan kerajinan keluhkan kelangkaan bahan baku rotan

“Digitalisasi mendorong persaingan karena memungkinkan model bisnis yang inovatif dan memungkinkan perusahaan untuk meningkat dengan cepat,” ujar Ruslam

Menurut Ruslam, hal itu bisa dibuktikan dengan banyaknya Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah berubah menjadi eksportir dan bergabung dengan pasar e-commerce, dan bisa bersaing dengan perusahaan multinasional,

“Kami menyadari bahwa era digital merupakan tantangan yang harus diraih dan kami jadikan sebagai peluang untuk mendukung pertumbuhan industri mebel dan kerajinan nasional,” ungkap Ruslam.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021