Pontianak (ANTARA News) - Ongky, bayi orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus) yang terluka dan diselamatkan warga Dusun Ukit-ukit, Kapuas Hulu, setelah induknya mati ditembak warga, kondisinya semakin membaik karena dirawat intensif di International Animal Rescue, Ketapang.

"Ongky juga berganti nama menjadi Paulo, karena di saat yang sama ia diserahkan, juga ada bayi orangutan bernama Ongky," kata Ketua Yayasan International Animal Rescue (IAR) AR Darma Jaya Sukmana di Pontianak, Kamis.

Paulo ditemukan warga bernama David Kiat, 9 Juni lalu. Sebelumnya ia dan lima warga Dusun Ukit-ukit, berburu pada 4 Juni.

Mereka sepakat untuk tidak membunuh orangutan. Di kawasan hutan Wong Jelia, Hulu Sungai Labian, Desa Mensiau, Kecamatan Batang Lupar, salah seorang menembak orangutan yang tengah di pohon berketinggian 40 meter.

Esoknya, David Kiat menemukan induk orangutan mati tersangkut di pohon sedangkan bayinya terjatuh dengan kondisi kaki terluka.

Bayi orangutan berusia sekitar tiga bulan itu kemudian dibawa ke IAR di Ketapang dengan difasilitasi WWF - Indonesia.

Paulo setelah dironsen ternyata tidak ditemukan peluru timah senapan angin yang dikhawatirkan sebelumnya.

Serpihan mesiu yang ada sampai ke tulang kaki kiri. Namun secara medis tidak mengganggu fungsi organ, kaki dan tangan Paulo.

Petugas IAR memberi obat antibiotik selama 10 hari. Sekarang lukanya mengering dan Paulo mau mulai minum susu dengan baik.

"Karena usia 3 sampai 4 bulan, jadi belum dapat asupan makanan," katanya.

Berat badan Paulo saat masuk ke IAR 2,8 kilogram, kini 2,89 kilogram.

IAR bertanggung jawab terhadap kondisi orangutan pascapenyerahan dari pihak lain. (T011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010