Situbondo (ANTARA News) - Maraknya tabung elpiji yang meledak akhir-akhir ini membuat warga di Desa Widoropayung, Kecamatan Besuki, Situbondo,Jawa Timur, memanfaatkan biogas dari kotoran sapi sebagai pengganti gas elpiji ke kompor mereka.

Penggunaan biogas yang diolah dari kotoran sapi itu, selain lebih aman, juga sangat ekonomis.

Bayangkan, hanya dengan empat kubik kotoran sapi bisa digunakan untuk memasak selama delapan tahun.Tentu waktu yang cukup lama, apalagi bahan baku untuk mengolah menjadi biogas tersebut sangat mudah didapatkan di desa.

Menurut Abdul Fatah, warga Desa Widoropayung, Kecamatan Besuki, Situbondo, awalnya ia coba-coba memanfaatkan kotoran sapi yang selama ini banyak terbuang di desanya.

Setelah dilakukan beberapa kali uji coba dengan membuat bak penampungan berukuran delapan meter persegi dengan kedalaman satu meter, Abdul Fatah, akhirnya mampu



mengolah gas yang dihasilkan dari proses penguraian anaerob (tanpa udara atau fermentasi) dari material organik seperti kotoran hewan.

Setelah itu,disiapkan tabung plastik sebagai tempat penyimpanan gas yang kemudian disalurkan melalui pipa paralon ke kompor gas. Sebelum dialirkan, gas disimpan dalam kran-kran pengatur sekaligus sebagai tempat angin untuk menghilangkan bau kotoran sapi.

Pengolahan kotoran sapi ini, selain gas, juga bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.

Ide awal pembuatan biogas ini bermula dari ketakutannya melihat banyaknya kompor elpiji ukuran tiga kilogram yang meledak. Bahkan, tidak sedikit yang menelan korban jiwa. "Sejak itulah saya coba-coba membuat biogas yang berasal dari kotoran sapi.

Ternyata mengolahnya tidak sulit, apalagi halaman rumah masih cukup untuk membuat bak penampungan kotoran sapi sebagai bahan utamanya,"papar Abdul Fatah.

Untuk membuat bak penampungan dan peralatan yang dibutuhkan, Abdul Fatah, hanya cukup merogoh koceknya sebesar Rp 3 juta. Dengan biaya sebesar itu, ia bisa membuat biogas yang bisa disalurkan untuk tiga rumah sekaligus selama delapan tahun.

Saat ini terobosannya mengubah kotoran sapi menjadi biogas mulai banyak yang meniru. Pasalnya, di desanya banyak warga yang beternak sapi yang selama ini kotorannya hanya dibuang saja.

Namun setelah banyak yang mengetahui bila kotoran sapi tersebut bisa menghasilkan bio gas dengan proses pengolahan yang cukup sederhana, warga mulai melirik
kemanfaatan biogas kotoran sapi ini. Bahkan, tidak sedikit warga yang mulai memesan untuk dibuatkan.

Selain hemat, menurut Abdul Fatah, penggunaan bio gas itu sangat aman dibanding elpiji yang mudah meledak bila terjadi kebocoran. Namun, biogas lebih lemah daya
responnya sehingga tidak mudah menimbulkan ledakan. Selain itu, warga juga tidak memerlukan tabung gas lagi.

Sehingga tidak mengherankan warga yang mulai melirik biogas itu, menjual tabung-tabung elpijinya bantuan dari pemerintah.

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010