Jakarta (ANTARA News) - Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta akan menempatkan petugas atau satgas perempuan di halte awal, halte akhir dan halte-halte besar untuk menangani kasus pelecehan seksual di Bus Transjakarta Busway.

"Sehingga apabila ada keluhan atau korban pelecehan yang melapor akan lebih tenang bila didampingi oleh satgas perempuan," kata Kepala BLU TransJakarta Daryau Asrinlng Rini dalam diskusi pemaparan hasil survey  Transjakarta", Kamis.

Dia mengatakan penempatan satgas perempuan adalah saran dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).

BLU juga telah melakukan berbagai cara untuk mencegah pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan, antara lain pemisahan antrian penumpang laki-laki dan penumpang perempuan di halte-halte.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono mengatakan pelecehan seksual ada hubungannya dengan kedatangan bus ke halte yang lama sehingga penumpang menumpuk karena menunggu busway, lalu berdesak-desakan sampai terjadi pelecehan seksual.

Udar menjelaskan molornya bus Transjakarta datang ke halte karena dua hal yaitu antri mengisi bahan bakar gas (BBG) di stasiun pengisian BBG dan karena jalur busway yang tidak steril dari kendaraan lain.

Ketua DTKJ Azaz Tigor Nainggolan mengatakan pelecehan seksual terjadi karena standar layanan minimum Transjakarta belum diterapkan.

Survey

Pada kesempatan sama Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menjelaskan hasil survey mereka terhadap sekitar 3.000 penumpang busway.

Dalam poin pengalaman buruk yang dialami pengguna Transjakarta menyebutkan pelecehan seksual dialami oleh 1,24 persen penumpang.

Prosentasi terbesar pengalaman buruk penumpang Transjakarta adalah 26,19 persen berupa berdesakan atau kapasitas berlebih di tiap bus, 12,62 persen penumpang mengatakan terlambat sampai tujuan.

Selain itu 6,48 persen penumpang merasakan AC bus mati, 4,86 persen penumpang bingung dan tersesat dan 3,37 persen penumpang berpendapat satgas yang tidak membantu. (*)

N006/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010