Washington (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sejak Jumat, (16/7) menjatuhkan sanksi terhadap seorang ulama Amerika-Yaman Anwar al-Awlaqi, dan menuduhnya telah membantu rencana pemboman gagal sebuah pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

Departemen Keuangan telah membekukan aset al-Awlaqi, pemilik dua kewarganegaraan, yang dicari karena bagiannya dalam rencana untuk meledakkan sebuah pesawat Northwest Airlines menuju Detoit, Michigan, tahun lalu. Pesawat tersebut membawa 290 orang.

Ulama kelahiran AS itu sekarang diperkirakan bersembunyi di Yaman, demikian laporan AFP.

Sanksi Depkeu itu termasuk pembekuan aset yang dikuasai al-Awlaqi dan larangan bagi warga Amerika untuk terlibat transaksi dengannya, dalam upaya untuk menekan dukungan keuangannya.

"Anwar al-Awlaqi terbukti bahwa ia luar biasa berbahaya, berkomitmen untuk melakukan serangan mematikan di Amerika dan tempat lain di seluruh duna," kata Stuart Levey, kepala bagian sanksi Depkeu.

Levey menyatakan ulama kelahiran New Mexico itu "memainkan peran besar dalam menentukan arah strategi" Al Qaida di Jazirah Arab (AQAP).

Pemerintah Presiden Barack Obama telah mengizinkan pembunuhan yang ditargetkan terhadap al-Awlaqi, tindakan yang jarang diterapkan terhadap seorang warga Amerika.

Perintah itu disetujui setelah badan intelijen AS menyimpulkan bahwa ulama tersebut sekarang terlibat secara langsung dalam rencana terhadap AS, dan tidak hanya mendorong secara terbuka serangan itu.

Ulama itu, yang berusia 39 tahun, mendukung serangan atas warga sipil Amerika dan dalam video yang disiarkan di Internet mendesak orang Islam untuk mengikuti contoh Mayor Nidal Hassan, seorang dokter penyakit jiwa militer AS yang dituduh menembak hingga mati 13 rekannya dalam amukan di Fort Hood, Texas, November tahun lalu.

Tapi, menurut Depkeu, sejak akhir 2009, al-Awlaqi telah menerima peran operasional dalam Al Qaida.

"Ia telah melibatkan dirinya dalam setiap aspek dari rantai pasokan terorisme -- pengumpulan dana untuk kelompok itu, perekrutan dan pelatihan mata-mata, serta merencanakan dan memerintahkan serangan terhadap orang yang tak bersalah," kata Levey.

"Al-Awlaqi juga merekrut perorangan untuk bergabung dengan AQAP, memfasilitasi pelatihan di kamp-kamp di Yaman untuk membantu aksi terorisme, dan membantu memusatkan perhatian AQAP pada perencanaan ssrangan terhadap kepentingan AS."

Ia secara khusus dituduh membantu mempersiapkan pria Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, untuk melakukan rencana serangan yang gagal pada Hari Natal.

Abdulmutallab menghadapi pemeriksaan pengadilan karena berupaya meledakkan bom yang disembunyikan dalam pakaian dalamnya ketika pesawat mendekati Detroit pada 25 Desember. Ia menjawab tidak bersalah pada Januari atas enam tuduhan terkait terorisme, termasuk pembunuhan yang diupayakan, dan berusaha untuk menggunakan senjata pemusnah massal.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera awal tahun ini, al-Awlaqi mengklaim bahwa Abdulmutallab adalah "siswa"nya, tapi mengatakan bahwa ia tidak mengarahkan pemuda Nigeria itu untuk melancarkan serangan tersebut.

Al-Awlaqi sekarang dilaporkan berada di wilayah pegunungan Sbahwah, yang terpencil di Yaman.

Ia telah dipenjarakan di Yaman pada 2006 dengan tuduhan terlibat dalam rencana Al Qaida untuk menculik seorang pejabat AS, tapi dibebaskan pada Desember 2007 dan kemudian bersembunyi, menurut Depkeu AS.

Ulama itu diperkirakan sebagai satu dari puluhan mata-mata Al Qaida yang ditargetkan dalam serangan udara di Wadi Rafadh, 650Km di timur ibukota Yaman, Sana`a, pada Desember tahun lalu. Sebanyak 34 orang tewas.
(Uu.S008/C003/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010