Jakarta (ANTARA News) - Vaksinasi Human Papilloma (HP) dinilai efektif mencegah penularan penyakit kanker leher rahim (serviks) bagi perempuan mulai usia 10 tahun ke atas, kata praktisi kesehatan kanker dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dr Poenomo Sigit Sidi.

Dalam seminar "Cegah Kanker Serviks Sekarang Juga" yang diadakan PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) di Jakarta, Minggu, Poernomo mengemukakan, kefektifan vaksinasi terbukti sejak penyelenggaran pertama tahuan 2002 hingga saat ini, belum ada peserta vaksinasi HP melaporkan tertular atau terkena serangan kanker serviks.

Oleh karena itu, ia mengharapkan, kepda para perempuan termasuk remaja, para ibu-ibu dengan syarat tidak sedang hamil dapat mengikuti vaksinasi pencegahan kanker leher rahim (HP) lewat suntikan di tempat praktek dokter spesialis atau YKI, sebanyak tiga kali, yaitu pertama kemudian disusul yang kedua sebulan kemuadian dan yang ketiga enam bulan kemudian.

"Biaya vaksinasi jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pengobatan jika seseorang telah menderita kanker leher rahim pada stadium lanjut," katanya sambil menambahkan setiap perempuan yang telah menikah perlu melakukan pemeriksaan kesehatan rahim secara rutin seperti pap smear untuk diketahui sejak dini kemungkinan tertularnya kanker serviks.

Menurut Poernomo, tidak ada tanda-tanda gejawa awal penderita kanker serviks, namun pada stadium lanjutnya gejala tampak seperti keputihan, pendarahan berwarana hitam, pendarahan sehabis berhubungan badan dengan suami, rasa nyeri pada bagian vagina.

"Setiap perempuan berisiko terkena kanker serviks tanpa kecuali. Kanker serviks terjadi di mana sel normal di serviks (leher rahim) berubah menjadi sel kanker disebabkan oleh Virus Human Papilloma (HPV) yang bersifat onkogenik (penyebab kanker)," katanya.

Sedangkan, faktor pendukung kanker serviks, perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, merokok, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka panjang, terlalu sering hamil, dan infeksi menular seksual.

Lebih lanjut Poernomo mengatakan, kondisi yang ada saat ini cukup memprihatinkan. Di dunia, setiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit ini.

"Kanker serviks merupakan pembunuh perempuan Indonesia nomor 1, maka dari itu cegah sekarang juga sebelum terlambat," katanya.

Berdasarkan data yang ada, jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mencapai 200 ribu orang. "Selain itu, diperkirakan sebanyak 52 juta dari 115 juta penduduk Indonesia memiliki resiko tinggi untuk terkena kanker rahim," demikian fakta yang diungkapkan Poernomo di hadapan para peserta seminar.

Sementara itu, Head of Marketing Development Dept, Imam Supriyadi menjelaskan, seminar ini diadakan sesuai dengan komitmen CNI untuk mendorong terciptanya masyarakat yang sehat dan mendapatkan hidup yang berkualitas.

"CNI sejak awal berdiri 24 tahun yang lalu, memberikan perhatian besar pada peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya kesehatan. Dengan menghadirkan pembicara yang kompeten dan kredibel seperti dr Poernomo, kami berharap upaya CNI ini mampu meningkatkan kewaspadaan kaum perempuan akan bahaya kanker serviks," ujar Imam.(*)
(R009/AR09/brt)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010